Citra menaiki shuttle bus untuk menuju ke bandara. Terlihat titik basah dari jaket jeans yang ia gunakan bahkan celana hitam bagian bawahnya pun ikut lembab.
Hujan begitu deras hari ini.
***
Sebelumnya, pesawat yang Citra tumpangi sempat mengalami kesulitan untuk mendarat, hal ini disebabkan karena cuaca buruk yang terjadi. Hujan besar yang datang ketika pesawat masih mengudara membuat pesawat beberapa kali mengalami turbulensi.
Citra meyakini bukan dirinya saja yang takut, para penumpang lain mungkin merasakan demikian.
Bayangkan ketika kamu terbang dan melihat dari jendela pesawat, kumpulan awan-awan hitam datang menyelimuti. Bahkan sempat terlihat beberapa sambaran kilat terjadi.
Dari pengeras suara, pilot mengatakan hal yang sama. Perjalanan ini akan memakan waktu yang lebih lama karena cuaca buruk. Kru kabin juga sempat menenangkan beberapa penumpang yang takut pada saat itu.
"Permisi, sabuk keselamatannya..." ucap kru kabin yang terlihat tidak khawatir sama sekali, itu terlihat dari raut wajahnya.
"Sudah mbak."
"Baik, terima kasih."
Kru kabin memeriksa sabuk keselamatan Citra. Citra jelas sigap untuk memakainya, bahkan sebelum pengumuman dari pilot pesawat tadi karena Citra merasa penerbangan ini berbeda daripada penerbangan yang pernah ia rasakan selama ini.
Citra tidak berdiam diri, dia memanjatkan doa. Doa apapun yang masih ia hafal, bahkan ia sempat membaca doa dari leaflet yang tersedia di saku kursinya. Entah salah atau benar pembacaannya, intinya ia terus berdoa.
Citra teringat ibunya..
***