Delay

Imajiner
Chapter #14

Bagian 12 - Ibu

Mendadak isi kepala Citra menjadi berkabut. Rasa berdosa kembali menyapanya. Satu pertanyaan dari Sarah ini membuat kesedihannya perlahan muncul ke permukaan.

"Cit?"

Citra merasa sudah tidak ada yang perlu ia harus tutup-tutupi. Ia percaya dengan Sarah, bahkan Sarah berani membuka tabir rumah tangganya yang ia kira sebelumnya Sarah adalah keluarga yang bahagia tetapi malah sebaliknya. Tidak peduli baru mengenalnya satu jam yang lalu, yang jelas harus ada seseorang yang bisa membantu menampung emosinya ini.

"Ib.. Ibuku sudah meninggal Sar..."

"Oh.. Maaf, maaf Cit." jawab Sarah yang kali ini merasa tidak nyaman.

Citra masih menundukkan kepalanya, Sarah yang melihatnya terlihat cemas karena berulang kali Citra terlihat menyeka pipinya.

"Aku yakin Cit, ibumu pasti tenang di alam sana karena anaknya di sini begitu baik dan santun."

Kali ini Citra menutup keseluruhan wajahnya dengan tangannya. Air matanya mengalir deras, sekelebat memori bersama ibunya muncul kembali bahkan ia memikirkan acara pemakaman yang mungkin sudah selesai. Citra kesal karena delay ini yang menganggunya.

Citra menangis keras.

Sarah lantas berdiri dari kursinya lalu duduk di sebelah Citra sambil memeluknya.

"Kamu kenapa? Aku minta maaf ya kalau aku salah bicara." 

Citra menjawab pelukkan Sarah namun ia tidak menjawab pertanyaan Sarah, ia masih menangis haru.

Beberapa orang di lounge sempat melihat ke arah mereka berdua, namun pandangan Sarah yang balik melihat ke arah mereka membuat mereka kembali sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Sudah Cit, sudah. Dulu ketika ibuku meninggal aku sempat nangis juga, tapi lama kelamaan aku mencoba merelakannya pergi. Ini semua takdir Tuhan Cit."

"Ibu... Ibu.. Ibuku meninggal tadi subuh Sar....."

Lagi-lagi Sarah merasa bersalah, ia menguatkan pelukkannya kepada Citra sambil menggosok punggungnya dan mencoba menenangkannya.

"Maaf.. Maaf Cit, aku sama sekali enggak tahu."

Dalam benak Citra jelas ia memaafkan Sarah karena mereka baru bertemu. Tetapi mau sampai kapan ia menangis seperti ini? Sudah saatnya ia mencoba membaginya kepada Sarah.

Lihat selengkapnya