Demi Yono

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #8

Kejutan tak terduga

 

Dia merasakkan perutnya bertambah sakit dan tidak enak. Dia ragu apa harus ke dokter, karena perutnya jarang sakit seperti ini jika mau datang bulan bahkan ketika datang bulan pun dia terkadang tidak merasakan apa-apa. Jam menujukkan pukul 9 pagi, Dinna akhirnya memutuskan untuk pergi ke dokter karena besok dia harus kembali syuting, tidak ada waktu lagi untuknya. Dan sebagai seorang artis dia di tuntut untuk tampil sempurna dan selalu sehat. Jika tidak, bisa-bisa tidak ada yang ingin memberikan pekerjaan lagi untuknya. Dinna pergi dengan peralatan lengkap, kacamata hitam, masker dan syal sudah menempel di tubuh cantiknya. Yono menyambut Dinna dengan senyuman khasnya yang lugu tapi seperti biasa Dinna mengabaikannya dan langsung pergi dengan mobil sport hitam audinya.

Rumah Sakit Jenssen adalah rumah sakit mewah yang ada di jakarta. Banyak pejabat dan artis yang berobat disana, bahkan konon katanya mereka punya kamar vvip di lantai paling atas, seperti penthouse. Dan rahasia mereka semua aman disini. Termasuk Dinna.

"Bu Dinna, keluhannya apa bu?"

"Ini dok, dari semalem perut saya sakit. Tadi pagi juga masih sedikit sakit, Kayaknya mau datang bulan dok."

"Biasanya memang suka nyeri seperti ini kalau mau haid?" tanya dokter dengan nama agni di pinggir jasnya.

"Jarang dok, makanya kok tumben sekarang sakit."

"Sebentar ya saya periksa dulu." dokter menempelkan stetoskopnya berkali-kali ke perut dan dada Dinna. Dokter terlihat sedikit bingung.

"Bu Dinna ada keluhan pusing atau mual?"

"Gak ada dok."

"Haidnya lancar? Selalu teratur atau?"

"Teratur dok setiap tanggal 5 atau 6."

Deg

Ini sudah tanggal 12, dan itu berarti Dinna sudah telat 7 hari. Tubuhnya lemas seketika, semoga ini tidak seperti yang ia bayangkan.

"Oke, kita cek darah sama urin dulu ya bu."

Dinna hanya mengangguk, diambilah darah dan urinnya. Wajahnya pucat pasih, dia panik. Bagaimana kalau semuanya benar. Bodoh sekali kamu Dinna.

Setengah jam sudah Dinna menunggu, bolak-balik di depan ruangan dokter nafasnya terasa berat, lehernya terasa kaku dan tidak nyaman. Akhirnya dia dipanggil.

"Bu Dinna, selamat anda sedang hamil 6 minggu."

"Hamil dok?"

Petir seperti menyambar Dinna, tiba-tiba dia ingat malam itu antara dia dan Yono. Dinna panik, pikirannya melayang entah kemana.

"Iya, janinnya sehat tapi mungkin ibu terlalu capek ya. Makanya perutnya agak keram, nanti saya kasih vitamin dan penguat untuk ibu. Banyak istirahat dan kalau bisa jangan terlalu stress. Kasian bayinya."

Dunianya serasa runtuh dan otaknya sama sekali tidak bisa bekerja untuk saat ini. Dokter memberikan foto janin yang ada di kandungannya, juga vitamin dan penguat kehamilan.

Dinna melangkah dengan lambat, pikirannya kosong. Apa yang harus dia lakukan? Karirnya bisa hancur kalau orang-orang tau dia hamil di luar nikah.

Dan anak ini akan di hina selama hidupnya. Tapi dia tidak akan tega untuk menggugurkan darah dagingnya sendiri.

****

"Hallo, dengan PT Masalindo?" Yono mencoba menghubungi PT yang ada di koran kemarin.

"Iya betul, dengan siapa saya bicara?"

"Saya Yono, apa benar saya bisa," Yono menutup speaker handphonenya "Apa namanya Pak?" Tanyanya pada Pak Didit.

"Invest." seru Pak Didit.

"Ah iya invest pak, apakah saya bisa invest?"

"Oh tentu bisa pak, bapak bisa datang ke kantor kami di daerah Klender?"

"Oh bisa-bisa mungkin besok saya akan kesana."

"Baik nanti alamatnya akan saya kirimkan lewat whatsapp ya pak."

"Oke." Yono memutuskan panggilannya.

"Gimana yon?" Tanya pak didit penasaran

Lihat selengkapnya