DEMIGOD ANGEL: The Story of The Sword Agios

SAKHA ZENN
Chapter #8

Pembawa Kisah

"Apa punggungmu masih sakit?" tanya Bara saat mereka tengah menyantap makan malam.

"Tidak. Aku sudah baik-baik saja," jawab Kevin mengangguk kecil untuk mendukung pernyataannya.

"Baiklah. Besok kita akan berkeliling desa, jadi tidurlah lebih awal."

"Nada bicaramu seperti orang dewasa saja," celoteh Kevin terkekeh.

"Hei! Aku memang sudah dewasa! Aku dua tahun lebih tua darimu asal kau tahu!"

Bara membuka matanya lebar karena geram.

"Benarkah?"

"Tentu saja! Jadi kau harus memanggilku kakak. Panggil aku kakak!"

"Kakak."

Bara terdiam karena respon Kevin yang terlalu cepat dan tidak ada protes sedikit pun.

"Kau tidak suka?" tanya Kevin kemudian melihat ekspresi Bara yang datar. Karena lama menunggu jawaban, dilahapnya makanan yang tinggal sedikit di atas piringnya itu.

"Bukan begitu."

"Hmm..., Kak, seperti apa malaikat dan dewa-dewi itu?"

Cara Kevin memanggil dirinya kakak membuat hati Bara tenang dan bahagia. Sebelum ini tidak ada seorang pun yang memanggil dirinya seperti itu. Biasanya para penduduk menyapanya dengan sebutan tuan muda.

"Malaikat itu... kau bisa melihatnya pada tubuhmu. Mereka tinggi, tampan."

"Terimakasih."

Bara diam sejenak, merasa sedikit tercengang dengan tingkat kepercayaan diri Kevin yang cukup tinggi dengan pujian yang jika dipikir-pikir memang akan merujuk pada Kevin sendiri. Kemudian dia melanjutkan, "Mereka memiliki sayap yang begitu indah. Biasanya berwarna hitam atau putih. Rambut mereka juga panjang."

"Rambutku pendek. Haruskah aku memanjangkan rambutku?"

"Diam!"

Kevin terdiam.

"Umumnya seperti itu. Mereka menggunakan busana panjang berbahan sutera, sebut saja jubah. Dan itu yang membuat mereka dinilai sebagai makhluk yang lembut dan anggun. Sedangkan dewa-dewi, mereka lebih berukuran besar dan tinggi untuk para dewa. Dewi-dewi tinggi semampai, berbadan ramping, kebanyakan mereka berasal dari keturunan sakura, wajah mereka kecil, dan mata mereka bercahaya seperti berlian."

Memperhatikan bagaimana cara Bara menjabarkan malaikat dan dewi, Kevin bisa melihat ada sebuah kerinduan terbesit di dalam matanya.

"Orang tua Kakak juga dewa, kan? Aku bisa melihatnya. Kakak juga punya mata yang jernih dan bening seperti berlian," tutur Kevin membuat Bara salah tingkah.

"Sepertinya kau sangat pandai menilai orang lain. Benar, aku adalah keturunan dewa. Dan aku adalah pemilik tanah ini sekarang."

***

Langit biru bak warna laut memayungi dua pria yang tengah berjalan-jalan santai sembari sesekali berhenti. Angin berhembus cukup tenang membawa kelopak bunga sakura beterbangan dan jatuh jauh dari pohonnya.

"Kak."

"Ya?"

"Apa ada pasar di sekitar sini?"

"Tentu saja. Kau mau aku ajak kesana?"

"Dengan senang hati," saut Kevin tersenyum lembut penuh semangat.

Lihat selengkapnya