Sudah satu pekan lebih semenjak kejadian malam itu menggebrak Kerajaan Anthares. Kematian Raja Ares IV menciptakan duka seluruh rakyat, terkhusus keluarga kerajaan. Dua hari setelah pemakaman raja, Pangeran Arya langsung dinobatkan sebagai raja baru Kerajaan Anthares namun tidak menjadi Raja Ares V. Pangeran Arya atau yang sudah menjadi Raja Arya itu tidak mau menghilangkan nama yang sudah ayahnya berikan saat dia lahir.
Setiap hari, setiap sudut kerajaan, dan setiap kesempatan pasti ada saja percakapan yang nantinya menyinggung kejadian malam itu. Telah beredar rumor buruk di penjuru kerajaan terkait kejadian malam itu. Seorang raja tewas dengan sebuah bekas luka pada dadanya seperti hasil hantaman kuat kepalan tangan besar ditemukan telah membiru bersama darah kental yang keluar dari mulutnya. Raja Arya yang menjadi satu-satunya saksi tersembunyi malam itu juga menemukan ayahnya sudah tergeletak di lantai dingin paviliun dengan mata tertutup dan wajah yang pucat. Terlihat dari ekor matanya yang basah pertanda kecil bahwa dia menangis sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Dari pantulan dinding dan air danau yang samar Raja Arya melihat bagaimana ayahnya itu terbanting ke lantai dengan cukup keras. Yang membuatnya setengah bingung dengan tragedi malam itu adalah dua titik darah yang berlawanan dengan posisi jatuh Raja Ares IV. Paginya setelah pemakaman, Raja Arya kembali ke paviliun menjumpai petugas hukum istana untuk mencari bukti dan gambaran bagaimana Raja Ares IV sampai meninggal dunia. Tanpa sepengetahuan petugas itu, Raja Arya menyembunyikan salah satu bukti itu dengan menginjak tempat darah itu berada.
Apa Kevin juga terluka malam itu? Darah itu.... Apa benar dia yang telah membunuh ayah?
"Raja Arya."
Sebuah suara lembut wanita paruh baya terdengar dekat dengan Raja Arya yang tengah duduk di taman istana.
"Ibu."
***
Ayah, jangan mendekat! Aku berbahaya. Aku adalah monster!
Tidak, Nak! Kau bukan monster! Tenangkan dirimu!
Tidak! Ada apa denganku?
Kevin, tenangkan dirimu! Dengarkan ayah!
Tidak! Ayah jangan mendekat! Aku tidak ingin melukai ayah. Aku adalah monster! Aku harus pergi sebelum aku melukai ayah!
Aargh!
Kevin!
Siapa kau?
Aargh!
Raja Arya terperanjat bangun dari tidurnya dengan wajah tegang. Tubuhnya terasa panas dan berkeringat. Benar-benar mengerikan. Walaupun dalam mimpi itu tidak tergambar dengan jelas, tapi Raja Arya yakin bahwa mimpinya adalah salah satu bagian dari kejadian malam itu.