Karena memakan perjalanan yang cukup jauh, mereka tidak dipertemukan waktu untuk sekedar berjalan-jalan kecil melihat bagaimana keindahan pulau yang penuh dengan anggur itu. Begitu selesai dengan urusan Kevin yang terluka, Bara mengajak Kevin untuk menemui Viren.
"Kak, kau pasti sudah tahu apa tujuan kami bukan?" tanya Bara membuat Kevin berpikir untuk apa sebenarnya Kevin diajak Bara ke Pulau Dyonisie.
"Aku tidak tahu. Walaupun aku bisa melihat masa lalu, tapi dia berbeda, Bara."
"Yang kau maksud itu aku?" tanya Kevin merasa tersindir.
"Benar. Aku bisa dengan mudah melihat masa lalu bahkan masa depan seseorang, tapi tidak denganmu, Vin. Kau adalah makhluk yang istimewa. Kau bukan hanya dewa, kau bukan hanya malaikat. Tapi kau adalah keduanya. Kau mewarisi sifat dan kekuatan dari dua makhluk itu. Aku tidak bisa melihat apa-apa dari matamu," tutur Viren apa adanya.
"Vin. Sejauh mana nenek tua itu memberitahu masa lalu orang tuamu?" tanya Bara membuat Kevin membuka matanya lebar.
"Kakak tau nenek itu?"
"Tentu saja."
"Kakak! Jadi untuk apa aku diam-diam pergi menemui nenek itu jika kakak sudah tau?"
Viren dan Bara dibuat tersenyum karena kepolosan Kevin.
"Siapa nenek itu?" tanya Viren tertinggal berita.
"Lebih tepatnya roh nenek tua. Dulu dia hidup saat para dewa masih hidup di bumi. Dia bercerita banyak tentang orang tuaku, tapi tidak dengan kejadian itu. Kejadian yang sangat menyakitkan. Entah bagaimana, tapi aku tau itu adalah kejadian yang besar. Semua orang dibuat bungkam. Nenek itu berkata tidak seorang pun diijinkan untuk menyebut nama kedua orang tuaku. Kenapa seperti itu? Kalian bisa menjawabnya?"
Untuk sekejap Viren dan Bara saling bertukar pandang.
"Nenek itu benar. Setelah kejadian itu, keluar larangan untuk mengungkitnya atau bahkan menyebut nama dewi dan malaikat itu. Para malaikat menghapus ingatan manusia. Ingatan apapun yang berkaitan dengan para dewa dan malaikat itu. Tapi perhatikan dengan benar kata-kataku, Vin!" Viren memposisikan duduknya kembali agar lebih nyaman. Dia memandang Kevin dengan lekat.
"Kau terlahir untuk membuat hal baru. Kau bukan lahir sebagai hukuman atau apa pun itu yang terlintas buruk di pikiranmu. Aku akan membantumu mencari tau bagaimana dirimu. Beberapa hukum dewa dan malaikat sama, tapi ada juga yang bertentangan. Tidak mudah mengungkap bagaimana dirimu, sifat mana yang berlaku padamu, apa saja yang bisa kau lakukan dan kau miliki," lanjutnya mencoba membuat Kevin mengerti dengan keberadaannya.
"Ada malaikat anggur, mereka bisa menikmatinya kan? Lalu... apa malaikat tidak bisa minum?"
Bara yang duduk di samping Kevin menepuk pahanya pelan. "Kau pernah minum, Vin?" tanyanya.
"Itu... terjadi begitu saja. Saat itu di kamar Kak Arya aku sedang bergurau dengannya dan aku minum anggur miliknya. Setelah itu aku kesakitan dan tidak bisa sadarkan diri. Oh, aku juga pernah mengalaminya sebelum itu."