Sudah tiga hari Ghara melatih Kevin menggunakan pedang hingga sampailah sore ini Kevin akhirnya bisa menangkis pedang milik Ghara.
"Ya... sepertinya kau sudah cukup mahir hanya dengan berlatih tiga hari Vin," tutur Ghara tersenyum setelah mengambil pedangnya yang jatuh ke tanah.
"Tidak. Aku masih harus banyak berlatih, Kak."
Kevin menyeringai senang bisa mengalahkan Ghara alih-alih berkata dengan rendah hati.
"Baiklah, mari kita tuntaskan latihan hari ini. Satu sesi lagi dan selesai!"
Ghara mulai mengambil posisi kakinya yang kokoh dan pedang yang sudah siap bertarung.
"Baiklah."
Prang! Prang! Prang!
Kevin,
Apa itu?
"Kevin, fokus!"
Vin....
"Argh!"
"Kevin!"
Ghara segera menghentikan aksinya dan berlari mendekat untuk melihat keadaan Kevin.
"Kau berdarah!" ucap Ghara mendapati baju lengan tangan kanan Kevin yang sobek beserta darah yang mengalir segar. "Ayo kita ke dalam. Kita obati lukamu. Kita cukupkan latihan hari ini," lanjutnya merangkul Kevin dan membawanya ke dalam rumah menemui Varen.
"Tadi... Vin. Kenapa kau melamun saat latihan? Itu tindakan yang berbahaya. Kau harus fokus pada lawanmu!" omel Ghara. Bukan karena marah semata, hanya saja Ghara khawatir karena telah melukai Kevin dengan pedangnya.
"Sebenarnya ada apa denganmu, Vin? Apa kau merasakan sesuatu?" tanya Viren masih sibuk membalut luka Kevin dengan kain kasa.
"Sebenarnya—"
"Vin! Aku dengar kau terluka? Di mana? Apanya yang sakit?"
Bara yang baru datang langsung heboh begitu mendengar kabar Kevin terluka dari Shaan.
"Diam! Kevin mau bicara," tutur Ghara setengah kesal pada sahabatnya yang terlalu protektif.
"Apa?"
Bara kemudian diam menyadari Viren yang sekarang pun memperlihatkan wajah datarnya karena kesal.
"Jadi tadi saat latihan pedang itu, aku mendengar suara Kak Arya. Sangat jelas. Karena itu aku tidak bisa fokus," jelas Kevin singkat menyisakan tiga pria yang sekarang diam.
"Mmm... kau benar-benar mendengarnya? Suaranya?" tanya Viren masih ragu.
"Iya. Sangat jelas."