"Bukankah kita baru pertama kali bertemu?" tanya Dewa Orion dengan penampilannya yang masih kacau karena baru selesai berperang mendampingi Dewa Govin.
Gadis cantik nan rupawan dengan busana sutranya yang memanjang jatuh sampai ke lantai itu malu-malu didatangi pria yang baru dilihatnya. Pria yang sangat gagah. Rambutnya hitam panjang, rahangnya keras, matanya tajam, otot-ototnya terlihat di ruang kosong busana atasnya yang bertumpukan mempertegas bentuk dadanya yang bidang. Dewi Sonya langsung terpikat dengan pria itu.
"Aku Orion, Dewa Pemburu. Kau Sonya kan? Dewi Sonya? Dewi Kehidupan. Benar? Dan kau adik dari Dewa Govin. Senang bertemu denganmu," ucap Dewa Orion tidak melepas senyumnya melihat gadis kurus tinggi di depannya.
"Kau berbicara seolah sudah mengenalku. Baik, kalau begitu mari berkenalan. Aku Sonya," tutur Dewi Sonya mengulurkan tangan. Dengan salah tingkah Dewa Orion pun membalasnya.
"Aku Orion. Mari berteman, dan mungkin akhir-akhir ini aku akan sering datang ke rumahmu. Maksudku ke rumah Dewa Govin. Jangan salah paham dulu!"
"Memangnya kenapa?"
"Ya?"
Seketika wajah Dewi Sonya memerah karena malu menyadari kalimatnya yang seolah dia akan dengan senang hati menerima kedatangan Dewa Orion kapan saja.
"Kau suka padaku?" tanya Dewa Orion merendahkan tinggi tubuhnya, menunduk dan wajahnya berhenti tepat di depan wajah Dewi Sonya yang saat ini kedua matanya terbuka lebar, terkejut.
"A-apa maksudmu? Kita... kita baru pertama kali bertemu. Bagaimana aku bisa menyukaimu?" saut Dewi Sonya gagap.
"Tapi aku sudah menyukaimu."
Untuk kedua kalinya Dewa Orion membuat Dewi Sonya mematung dengan jantung yang berdebar. Dewa Orion mendekat dan berhenti tepat di telinganya. Dewi Sonya yang memikirkan hal lebih segera menutup matanya rapat-rapat.
"Kau harus bertanggung jawab, Sonya."
"ORION!"
Sebuah suara Dewa Govin yang menggelegar membuyarkan suasana.
"Mari bertemu lagi besok."
Hari demi hari mereka selalu menyempatkan untuk bertemu. Mereka pergi ke Danau Bulan yang tak jauh dari kediaman Dewi Sonya. Mereka bercumbu rayu dan saling menggoda. Sikap tegas dan apa adanya dari Dewa Orion lah yang berhasil memikat Dewi Sonya untuk selalu bersamanya. Terkadang Dewa Orion datang padanya dengan luka di sekujur tubuhnya. Dewi Sonya yang merupakan Dewi Kehidupan pun selalu lihai memainkan tangannya, mengobati luka pria itu.
"Kenapa kau selalu datang dengan luka, Orion? Aku tidak bisa terus melihatnya. Tidak bisakah kau berhenti bermain dengan pedangmu itu?"
Wajah sedih Dewi Sonya menjelaskan bagaimana dia sangat khawatir pada prianya itu. Dewa Orion tersenyum, membelai rambut panjang Dewi Sonya hingga ke ujungnya.
"Aku adalah Dewa Pemburu. Aku tidak bisa hidup tanpa pedang," tuturnya menatap lembut dewinya.
"Bagaimana denganku?" tanya Dewi Sonya yang masih sibuk dengan luka Dewa Orion, sedangkan raut wajahnya cemberut karena kesal.