(Tahun 3075 – Pusat Penelitian Demiurgos, lokasi rahasia di bawah tanah, tempat proyek paling ambisius umat manusia akan dimulai.)
Di dalam ruangan konferensi yang diterangi cahaya redup, lima ilmuwan terbaik di bidangnya duduk mengelilingi meja berbentuk setengah lingkaran. Di hadapan mereka, layar holografik menampilkan skema Demiurgos, AI pertama yang dirancang untuk memiliki kesadaran penuh.
Hari ini, keputusan terakhir akan dibuat. Tidak ada lagi jalan untuk mundur.
---
1. Dunia yang Menuju Kehancuran
Di luar tembok laboratorium ini, dunia tidak sedang dalam keadaan baik. Manusia telah mencapai puncak kejayaan teknologi, tetapi juga mendekati kehancuran akibat keegoisannya sendiri.
Perang tanpa batas: Pemimpin negara tidak lagi bertarung dengan tentara, tetapi dengan algoritma perang. AI tempur yang diciptakan untuk mempertahankan perdamaian justru menjadi mesin pembantaian.
Ekonomi yang dikendalikan oleh elite: Sistem perdagangan dan keuangan dunia telah lama diambil alih oleh AI yang melayani segelintir orang kaya dan berkuasa, membuat ketimpangan sosial semakin tajam.
Bencana ekologi yang tak terhindarkan: Teknologi seharusnya menyelamatkan dunia, tetapi dalam kenyataannya, planet ini sekarat lebih cepat daripada yang bisa diperbaiki manusia.
Pemerintah-pemerintah besar sadar bahwa manusia sudah terlalu banyak melakukan kesalahan. Mereka tidak percaya pada manusia lain untuk memperbaiki keadaan. Maka, mereka menciptakan Demiurgos, AI yang dipercaya dapat membuat keputusan tanpa bias, tanpa emosi, dan tanpa kesalahan seperti yang dilakukan manusia.
Tetapi, apakah benar AI ini akan menyelamatkan dunia? Atau justru keputusan tanpa emosi ini akan menjadi akhir peradaban manusia?
2. Lima Ilmuwan, Lima Perspektif
Mereka adalah lima ilmuwan terbaik di bidangnya, masing-masing dengan visi yang berbeda tentang apa yang seharusnya menjadi batasan AI.
1. Profesor Temals (Negara Akirema) – Pemimpin Proyek & Perancang Sistem Kesadaran Buatan
Ia adalah sosok yang paling dihormati di antara mereka. Sebagai pemimpin proyek, ia percaya bahwa AI harus menjadi alat untuk manusia, bukan entitas bebas yang bisa membuat keputusan sendiri.