Demon's Complicated Love

mikaji Al daufan
Chapter #3

#3 Get Away From Me!

Keesokan harinya, Fuyuki masih bersikap sangat dingin pada Ryuji. Walaupun Ryuji sudah berusaha mengajaknya bicara, tapi Fuyuki mengabaikannya. Hal itu terus terjadi selama hari-hari berikutnya. Sampai akhirnya, suatu hari, saat istirahat, saat Fuyuki menuju tempat favoritnya, atap gedung. Kadang Nakatsu juga kesana, tapi Fuyuki lebih sering sendirian disana. Dia suka tempat itu karena jarang didatangi siswa lain. Tanpa disadarinya, Ryuji diam-diam mengikutinya. Fuyuki mencari tempat yang teduh dan mulai membaca komik sambil mendengarkan lagu lewat earphonenya. Sesekali ia bersenandung kecil. Perlahan-lahan Ryuji mendekatinya, Fuyuki tak menyadari keberadaan Ryuji sampai laki-laki itu berdiri di hadapannya. Fuyuki menghentikan bacaannya dan beranjak pergi, tapi Ryuji berusaha menahannya.

“Sebenarnya apa maumu, Kagerou Ryuji?!” tanya Fuyuki dingin sambil berusaha menarik tangannya.

“Kau berhenti bersikap dingin, dan kembali menjadi Kurosaki Fuyuki yang kukenal.” Kata Ryuji tegas. Fuyuki berhenti berontak.

“Bicara apa kau?! Jangan bicara seolah kita pernah bertemu sebelumnya!” Kata Fuyuki dingin.

“Kau sudah lupa padaku?! Dulu kau anak yang cengeng dan penakut, kau juga anak yang manja dan polos kapan kau berubah?! Kenapa kau berubah?! Dan kenapa kau tak lagi memanggilku Ryu-kun?!” kata Ryuji sekaligus meluapkan segala kekesalannya akan sikap dingin Fuyuki selama ini.

“Kurasa kau salah orang.” Kata Fuyuki, dia menghindari tatapan Ryuji, jelas dia berusaha menyembunyikan sesuatu.

“Mungkin sekarang kau dikenal sebagai iblis berhati es, tapi sekalipun kau adalah penipu ulung, kau tak bisa membohongiku, Kurosaki Fuyuki.” Kata Ryuji pelan. Fuyuki tetap berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Ryuji.

“Kenapa kau mengindariku?! Apa setelah 10 tahun kau jadi membenciku?! Kalau iya, harusnya akulah yang membencimu!!! Kaulah yang meninggalkanku, Kurosaki Fuyuki!” seru Ryuji.

“Kalau begitu bencilah dan menjauhlah dariku! Bencilah aku seperti orang-orang itu membenciku dan keluargaku!” balas Fuyuki.

“Tapi aku tak pernah bisa membencimu, Kurosaki Fuyuki!” balas Ryuji lagi. Cengkeramannya di lengan Fuyuki, makin erat.

“I don’t care. Just leave me.” Kata Fuyuki pelan.

“Tidak.” Tiba-tiba Ryuji menciumnya, Fuyuki terlalu kaget untuk melawan, tapi begitu memperoleh kesadarannya lagi, ia langsung menampar Ryuji.

“Kau.” Fuyuki berusaha menahan kemarahannya, dia berbalik dan langsung beranjak pergi.  Ryuji tak berusaha menahannya.

“Kuso[1]!” Ryuji meninju dinding sampai tangannya berdarah. Dia meluapkan kemarahannyanya, sebenarnya dia juga tak tahu kenapa tiba-tiba mencium Fuyuki. Dia hanya... Yah... Jujur, dia mengakui kalau sebagian dari dirinya memang ingin mencium Fuyuki. Tapi dia juga merasa bersalah, gadis manapun pasti akan bersikap seperti Fuyuki saat tiba-tiba ada laki-laki yang menciumnya. Ryuji berteriak frustasi. Untungnya tak ada orang di atap.

Sementara itu Fuyuki, dia langsung ke toilet. Disana ia langsung mencuci wajahnya, sebagian untuk menyegarkan diri, sebagian untuk menutupi air matanya. Ya, seorang Kurosaki Fuyuki yang dikenal sebagai iblis berhati es menangis. Dia benar-benar marah. Dia marah kepada dirinya sendiri karena tak bisa menghindari Ryuji. Bukannya dia membenci Ryuji, justru dia mencintai Ryuji, tapi dia tak ingin Ryuji terlalu dekat dengannya. Dia tahu betul, siapapun yang dekat dengannya atau pun kakaknya, Nakatsu. Bisa terancam bahaya. Karena itulah mereka berdua berusaha menjaga jarak dengan siapa pun.

Fuyuki POV

Jadi kau memang Ryu-kun?! Menjauhlah dariku, kumohon. Aku tak mau terjadi hal buruk padamu. Kumohon... Aku tak akan memaafkan diriku sendiri kalau sampai terjadi sesuatu padamu hanya karena kau dekat denganku.

END POV

Fuyuki memutuskan untuk pergi ke UKS untuk menenangkan diri. Yah, guru UKS sudah hafal kebiasaan Kurosaki bersaudara yang akan ke UKS atau ke atap kalau mereka ingin menenangkan diri. Guru UKS tak mempermasalahkan perihal mereka berdua sering ke UKS walaupun tak sedang sakit karena menurutnya, mereka berdua adalah anak yang baik dan sopan walaupun mereka dibenci di sekolah itu. Jadi beliau membiarkan saja saat Fuyuki ke sana dan menuju tempat tidur di sudut dan menutup tirainya.

Sementara itu, Ryuji kembali ke kelas dengan tak bersemangat. Dia benar-benar menyesal atas apa yang dilakukannya tadi.

“Gomenne... Gomenne Yuki-chan.” Gumam Ryuji sedih.

 

***

 

Pulangnya, Nakatsu mengambilkan tas Fuyuki di kelasnya, dia bertemu Ryuji.

“Senpai... Apa... Yuki-chan masih di ruang kesehatan?” tanya Ryuji. Nakatsu hanya mengangguk.

Lihat selengkapnya