Fuyuki bergegas pulang, sepanjang jalan dia tak habis pikir kenapa Shinohara menolongnya tadi. Mungkin karena Shinohara tak tahu kalau dia adalah Kurosaki Fuyuki, tapi jujur saja, ini bukan pertama kalinya Shinohara menolongnya, dulu Shinohara pernah beberapa kali menolongnya. Kadang dia heran dengan sikap Shinohara padanya, walaupun Shinohara sering bermasalah dengan kakaknya, Shinohara tak pernah bermasalah dengan Fuyuki. Saat berpapasan di sekolah pun, mereka sama-sama bersikap seolah tak melihat apa-apa.
“Sebenarnya kau orang yang seperti apa, Shinohara Daito.” Gumam Fuyuki.
Sesampainya di rumah, dia mendapati keadaan rumahnya begitu sepi. Sepertinya ketiga kakaknya masih pergi. Yah, baguslah. Sekarang dia memang sedang ingin sendiri, entah kenapa dia jadi memikirkan Shinohara. Sebenarnya dia tak pernah membenci Shinohara walaupun Shinohara sering bermasalah dengan kakaknya. Tapi bukan berarti dia menyukai Shinohara, dia hanya tak pernah membenci Shinohara hanya karena laki-laki itu sering bermasalah dengan kakaknya.
“Ah sudahlah. Kenapa aku jadi memikirkannya?!” gumam Fuyuki.
Sementara itu Shinohara, dia juga sedang memikirkan Fuyuki. Sebenarnya dia heran juga kenapa jadi memikirkan Fuyuki. Jujur saja, dia tak pernah membenci Fuyuki walaupun dia sangat membenci Nakatsu. Tapi jika dikatakan suka juga tidak. Entahlah, yang pasti dia hanya tak ingin membenci Fuyuki juga.
“Apa aku menyukaimu. Kurosaki Fuyuki.” Gumam Shinohara seraya menatap langit-langit kamarnya. Jujur saja, dia selalu ingin berbicara dengan Fuyuki, tapi tiap kali ingat kalau Nakatsu adalah kakak Fuyuki, dia jadi kesal sendiri. Kadang dia berharap kalau Fuyuki itu bukanlah adik Nakatsu dan bukan merupakan Kurosaki family.
“Argh sudahlah.” Shinohara bangkit dari posisinya dan beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka.
***
Sudah 3 hari berlalu sejak Ryuji mengatakan pada Fuyuki soal perjodohannya. Dan Ryuji belum juga menemukan kekasih. Sebenarnya dia tak perlu repot-repot mencari kekasih. Kalau mau, dia hanya perlu minta bantuan salah satu gadis disekolahnya. Yah, walaupun Ryuji tergolong siswa baru, tapi dia sudah memiliki banyak penggemar di sekolahnya itu. Tapi Ryuji tidak mau, dia hanya menginginkan Fuyuki untuk menjadi kekasihnya. Dia masih terus berusaha mendekati Fuyuki, yang tentunya selalu ditanggapi dengan sangat dingin oleh Fuyuki.
Sara Kim, itu adalah nama gadis yang dijodohkan dengan Ryuji, dia adalah gadis keturunan Korea-Jepang. Dia pindah ke sekolah Fuyuki sejak 2 hari yang lalu dan berada di kelas Fuyuki dan Ryuji. Dia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh tinggi semampai bak seorang model, kulit yang halus dan wajah imut dan mata yang lebar seperti boneka. Sayangnya dia juga merupakan gadis yang manja dan arogan. Banyak laki-laki yang tertarik padanya, dan sebenarnya banyak juga gadis yang mengagumi kecantikannya, walaupun gadis yang tidak menyukainya juga cukup banyak.
Sara terus berusaha mendekati Ryuji, seringkali dia tiba-tiba merangkul Ryuji dengan manja atau merengek pada Ryuji. Tentu saja Ryuji yang sejak awal memang tidak menyukainya, menjadi semakin membencinya, tapi dia berusaha bersikap biasa saja. Sara belum mengetahui soal perasaan Ryuji pada Fuyuki, walaupun dia menyadari ada sesuatu diantara Ryuji dan Fuyuki. Misalnya saat jam istirahat, atau saat jam-jam pelajaran tertentu. Di saat Fuyuki menghilang, maka Ryuji juga akan menghilang tidak lama kemudian.
“Ryuji-kun, ayo kita ke kantin bersama.” Kata Sara manja seraya memeluk lengan Ryuji. Ryuji menatapnya kesal dan berusaha melepaskan tangannya, sementara Fuyuki yang melihat semua itu, langsung mengalihkan tatapannya dan beranjak keluar, ke tempat favoritnya atap sekolah.
Sementara itu, Ryuji yang akhirnya berhasil melepaskan diri dari Sara, langsung berusaha menghubungi Fuyuki. Dia mendapatkan nomor ponsel Fuyuki dari Nakatsu. Fuyuki yang tidak tahu yang menelponnya adalah Ryuji, tentu saja mengabaikan telepon itu. Dia tidak mau mengangkat telepon dari nomor asing karena bisa saja telepon itu adalah jebakan atau semacamnya. Walau mungkin jika Fuyuki mengetahui kalau yang meneleponnya adalah Ryuji, dia juga tetap tidak mengangkat teleponnya. Akhirnya Ryuji pun mengirim pesan ke Fuyuki.
To: Fuyuki
Temui aku di café tempat aku menarikmu untuk bersembunyi dari Sara sepulang sekolah. Jangan coba-coba melarikan diri.
Kagerou Ryuji
Fuyuki merasakan getaran di saku seragamnya, dia pun mengecek ponselnya dan membuka pesan yang masuk.
Fuyuki POV
Dari mana dia mendapatkan nomor ponselku?! Dan apa-apaan maksud pesannya ini?! ‘Jangan coba-coba melarikan diri’. Kau pikir sedang berurusan dengan siapa, Kagerou Ryuji?! Kau hanya akan membahayakan dirimu sendiri jika berurusan denganku.
END POV
Fuyuki memikirkan pesan Ryuji, dia penasaran apa yang ingin dibicarakan Ryuji. Tapi disisi lain dia juga tidak ingin membahayakan Ryuji.
“Apa yang harus kulakukan?! Haruskah aku menemui Ryuji?! Tapi bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu padanya?!” pikir Fuyuki. Akhirnya sepanjang sisa pelajaran, Fuyuki terus memikirkan pesan Ryuji dan jadi tidak fokus pada pelajaran.
Bel tanda pelajaran berakhir akhirnya berbunyi, Fuyuki mengirim pesan ke Nakatsu kalau dia akan pulang sendiri karena ada urusan. Saat tengah membereskan tasnya, Ryuji yang berjalan melewatinya menepuk bahunya dan membungkuk.
“Jangan coba-coba kabur, Kurosaki Fuyuki.” kata Ryuji pelan, tapi jelas tepat di telinga Fuyuki. Lalu dia berjalan pergi seolah tidak terjadi apa-apa. Fuyuki bisa merasakan kalau jantungnya berdetak lebih cepat saat Ryuji begitu dekat dengannya tadi, dan dia juga bisa merasakan kalau wajahnya mulai memerah. Tapi Fuyuki menepuk-nepuk pipinya beusaha menghilangkan salah tingkahnya. Tak lama setelah kepergian Ryuji, Fuyuki pun menuju cafe yang dimaksud Ryuji.
Lalu, sesampainya di cafe yang dimaksud Ryuji, Fuyuki mencari Ryuji dan duduk di hadapannya. Untungnya Ryuji memilih tempat yang tersembunyi, sehingga orang-orang tidak akan memperhatikan mereka. Tak lama setelah Fuyuki duduk, seorang pelayan mendekati mereka dan menanyakan apa yang ingin mereka pesan. Ryuji danFuyuki sama-sama memesan kopi.
“Apa yang mau kau bicarakan, Kagerou-san?” tanya Fuyuki datar, sambil menunggu pesanan mereka tiba. Ryuji menghela nafas panjang.
“Apa yang terjadi padamu?! Kenapa sikapmu jadi seperti ini?! Kemana Yuki-chan yang dulu kukenal?!” tanya Ryuji.
“Entahlah, kurasa kau salah orang.” Jawab Fuyuki datar.
“Kurosaki Fuyuki, kau masih ingat dengan apa yang kukatakan dulu?! Saat kubilang kalau aku harus menemukan kekasih dalam waktu 2 minggu?!” Tanya Ryuji lagi. Fuyuki hanya mengangguk.
“Aku tahu alasan kenapa kau bersikap begitu dingin dan selalu menghindariku, jadi begini, bagaimana kalau kita membuat perjanjian?!” TanyaRyuji. Fuyuki tampak tertarik.
“Perjanjian apa?” tanya Fuyuki.
“Jadilah kekasihku, setidaknya selama sebulan ini, dan setelah itu, aku tidak akan mengganggumu lagi, aku akan menjauh darimu dan aku akan bersikap seolah aku tidak pernah mengenalmu, tapi kau harus bersikap seolah kau benar-benar kekasihku bagaimana?” tanya Ryuji. Fuyuki tampak berpikir sejenak. Sebenarnya dia agak sedih saat Ryuji mengatakan kalau dia akan bersikap seolah tidak mengenal Fuyuki. Tapi dia tahu, hal itu akan lebih baik, setidaknya untuk Ryuji.
“Kenapa aku harus menjadi kekasihmu selama sebulan?” tanya Fuyuki.
“Dengan begini, aku akan bisa terhindar dari perjodohan itu, dan setelah sebulan, aku tidak akan mengganggumu lagi, deal?” tanya Ryuji. Fuyuki menatapnya, dia melihat kesungguhan di mata Ryuji, tapi juga kesedihan di baliknya. Fuyuki menghela nafas panjang.
“Baiklah, tapi berjanjilah, kau akan menjauhiku setelah sebulan.” Kata Fuyuki, Ryuji mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Awalnya Fuyuki ragu-ragu untuk menerima uluran tangan Ryuji, tapi akhirnya dia menyalami Ryuji.
Fuyuki POV
Tangannya hangat, sama seperti dulu. Kuharap keputusanku tepat. Kuharap tidak akan terjadi apa-apa selama sebulan ini. Kuharap kau benar-benar menepati janjimu, Ryuji. Setelah sebulan ini, kuharap kau akan benar-benar menjauh dariku. Hal ini tentu akan menyakitkan nantinya. Tapi sudahlah, kurasa lebih baik begini.
END POV
Ryuji POV
Sama seperti dulu. Tangannya lembut dan hangat. Selama sebulan, hanya sebulan. Tapi ini lebih baik dari pada tidak sama sekali, setidaknya aku akan terbebas dari Sara. Tapi setelah sebulan, aku juga harus menjauhi Fuyuki. Aku tidak ingin menjauhinya. Tapi jika aku tidak melakukan ini, kemungkinan aku bisa bersamanya, mungkin malah tidak ada. Kuharap apa yang kulakukan ini benar.
END POV
Tak lama kemudian, pesanan mereka tiba. Fuyuki meminum kopinya dalam diam. Dia berusaha meyakinkan dirinya kalau keputusan yang dibuatnya ini benar. Sedangkan Ryuji meminum tehnya sambil memandangi Fuyuki yang tampak berpikir serius. Dia menggenggam tangan Fuyuki yang terkepal di atas meja. Fuyuki tersentak kaget saat merasakan kehangatan di tangannya.
“Kau harus lebih rileks, jangan terlalu tegang seperti itu, kau juga harus lebih sering tersenyum. Aku merindukan senyummu.” Kata Ryuji. Wajah Fuyuki memerah mendengarnya, tapi dia berusaha menyembunyikannya. Ryuji hanya tertawa kecil melihatnya.
“Ngomomg-ngomong, Yuki-chan, besok jam 5 sore aku akan menjemputmu, aku ingin kau bertemu dengan nenekku.” Kata Ryuji.
“Secepat itu?” tanya Fuyuki.
“Yah, sebenarnya aku ingin mengajakmu menemui beliau hari ini, tapi kurasa lebih baik besok saja.” Kata Ryuji. Fuyuki hanya mengangguk. Tak lama kemudian, setelah menghabiskan minuman mereka, Ryuji mengantarkan Fuyuki pulang.
“Kenapa kau bisa mendapatkan nomor ponselku?” tanya Fuyuki saat di perjalanan.
“Apa itu sesuatu yang aneh?! Aku harus memilki nomor ponsel kekasihku kan?!” jawab Ryuji santai.
“Tch… Itu tidak menjawab pertanyaanku, Baka.” Gumam Fuyuki. Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah Fuyuki.
“Arigato gozaimasu sudah mengantarku, Kagerou-san.” Kata Fuyuki.
“Nee, jangan memanggilku begitu kau boleh memanggilku Ryu-kun lagi.” Kata Ryuji.
“Yang benar saja.” Gumam Fuyuki.
“Kalau begitu, ja I love you.” Kata Ryuji ceria. Fuyuki hanya mengangguk. Dan setelah mobil Ryuji menghilang dari pandangannya, dia pun masuk.
“Dare?” tanya Nakatsu, sepertinya dia melihat Fuyuki diantar oleh mobil tadi.
“Bukan urusanmu.” Jawab Fuyuki datar.
“Bukan itu jawaban yang kuinginkan.” Kata Nakatsu.