Denara

Yeni Iria
Chapter #2

Pernikahan yang Terlali Dini 2

“Jawab nduk? Jangan diam saja, kamu mau kan menikah dengan nak Darmadi?” Bune mulai tak sabar dengan keputusanku.

Aku sungguh terlalu gugup mengatakannya. Rasa takut jika Bune akan memarahiku juga sudah terbayang jelas. Kini aku hanya fokus pada satu hal di hadapanku, baiknya aku mengatakan itu sekarang.

“Bune....” ucapku sambil meremas ujung kebaya.

“Sudah bilang saja, Bune ndak marah.” Ya, ia selalu tahu ekspresi takutku ini.

“Bune, aku mau carabikang.” Aku menunjuk sepiring kue berwarna merah pada bagian atasnya tersebut. Kue itu merekah dan menunjukkan seratnya dengan menggoda. Itu membuat air liurku hampir tumpah.

Terdengar Bune menghela napas. Apakah Bune akan memarahiku? Bukankah ia juga tahu, aku sangat menyukai kue yang satu ini.

“Nara mau ini?” wanita yang di panggil Mbakyu oleh Bune menyodorkan piring berisi carabikang ke hadapanku.

Aku mengangguk sambil tersipu.

“Kamu bisa makan sepuasnya nanti jika jadi istri Darmadi. Ibuk akan buatkan yang banyak untukmu, sekarang ambil ini dulu.” Wanita itu mengambilkan satu dan meletakannya di tanganku.

Aku tersentak saat Bune mencubit pinggangku. “Gak tahu malu!” bisiknya.

“Sudah ndak apa-apa.” Wanita itu rupanya mendengar. Aku sedikit lega ia membolehkanku makan kue dan juga membelaku di depan Bune.

“Enak kuenya Nduk? Mau lagi?” kini Pakde yang menanyai.

Aku menggeleng. Tiga buah sudah cukup mengenyangkan bagiku.

“Sekarang bagaimana? Kamu mau besok menikah?”

Lihat selengkapnya