“Mas Reno, bagaimanapun caranya, kau harus mendapatkan harta yang harusnya jadi hak ibumu. Jangan mau kalah sama rentenir sialan itu.”
“Aku butuh bantuan kalian. Posisiku sulit jika aku bekerja sendirian.” Reno sendiri berharap jika mereka mau membantu merenut dan mencari keadilan atas bundanya.
“Reno, masalah itu tak perlu kau risaukan! Mereka korban dari wanita gak tau malu itu. Pasti, mereka akan siap membuat wanita itu bertekuk lutut dihadapanmu.” Bagas sendiri tersenyum pada Reno.
“Baiklah kalo begitu. Aku permisi dulu.”
“Ren, mau kemana kau?”
“Mau bertemu Keisya. Ada sesuatu penting yang ingin aku bicarakan padanya. Mau ikut denganku?” Bagas dan orang yang kali ini sedang bersamanya hanya bisa mengiyakan. Bagas sendiri memilih mengikuti Reno.
Tampak wanita itu terdiam. entah apa yang sedang dia pikirkan. Reno tak membuang waktu untuk halk seperti ini. Dia langsung mendekat dan tersenyum pada wanita muda tersebut.
“Nona Keisya, apa kabar?” Keisya sendiri terkejut dengan kehadiran Reno dihadapannya. Dia tak menyangka posisinya di tempat ini juga ditemukan oleh lelaki itu.
“Mau apa kalian?”
“Aduh, baru juga calon Nyonya Haidar udah sombong selangit.” Bagas sendiri langsung menyindir sifat Keisya.
“Katakan padaku, apa mau kalian?”
“Nona, sudah siap jadi istri tuan Haidar? Sudah siap menjadi madu untuk wanita seperti Halimah?”
“Aku sudah siap. Kumohon jangan ganggu aku!”
“Kalem dong! Tuan Haidar gak suka kalo punya istri arogan.” Keisya sendiri akhirnya diam dan menunggu apa yang ingin Reno sampaikan.
“Keisya, kau yakin dengan keputusan ini?”
“Aku sangat yakin.”
“Masih ingat dengan apa yang kau katakan pada tuan kan?” Keisya hanya bisa mengiyakan. Dia begitu takut jika keluarganya menjadi korban akibat kelalaiannya sendiri.
“Baiklah. Aku pegang janjimu. Kalau kau sampai mencoba melanggar janji itu, kau pasti tau akibat yang harus kalian terima.” Reno tersenyum jahat pada perempuan itu. Bagas sendiri mendekat dan ingin mengatakan sesuatu pada calon istri Haidar itu.
“Keisya, aku kasih tau. Ada satu bisnis dari Haidar yang bisa kau rebut. Mau kau merebutnya? Ini demi bayi yang ada dalam kandunganmu.” Keisya sendiri terkejut. Apa maksudny? Bukankah kemarin dia dilarang untuk menikmati kekayaan Haidar walau sejengkal?
“Aku tau kau pasti bingung. Memang, kekayaan calon suamimu itu banyak yang menjadi hak dari seorang wanita. Tapi itu tidak semuanya. Ada beberapa usahanya yang tak mungkin beralih ke tangan Reno.” Keisya yang mendengar hal tersebut langsung ingin tau apa yang sebenarnya mereka mau.
“Katakan, apa yang harus aku lakukan?”
“Tugasmu hanya satu, setelah kalian menikah bantu suami kamu itu untuk memperbesar bisnis itu. Aku yakin, kau dengan mudah merenbut bisnis itu dari tangan Halimah.” Bagas sendiri merasakan jika Keisya masih bingung.
“Aku tau kau bingung. Tapi, aku yakin suami kamu pasti menunjukkan bisnisnya yang begitu luar biasa.” Keisya hanya bisa terdiam. Bagas hanya berjanji jika Keisya tidak benar-benar harus hidup miskin.