Beberapa orang di hadapanya langsung mendapatkan tamparan. Dia tidak terima jika menjadi bulan-bulanan seperti ini. Mereka hanya tertawa dengan Halimah. Mereka yang mengerti karakter Halimah selama ini hanya bisa tertawa damn mengejek.
“Dasar kalian. Perempuan gak tau malu. Kalian itu, bisanya cuma ngurusin hidup orang.” Halimah sendiri langsung duduk di tempat yang kosong.
“Kudengar, kau pernah memfitnah seorang perempuan. Siapa namanya kemarin Sis?”
“Agni. Dia kan istri pertamanya Tuan Haidar.”
“Waduh, udah jadi pelakor jadi tukang fitnah.”
Tak ingin meladeni mereka, Halimah sendiri akhirnya pergi. Dia tak mau jika ada sesuatu yang membuat dirinya semakin malu kedepannya.
‘Aku sudah malu dengan kelakuan bocah ingusan itu. Aku tak boleh bertindak gegabah.’ Halimah sendiri menuju sebuah apartemen. Apartemen itu milik sang suami yang telah beberapa tahun ini sudah dia tinggali. Dia yakin, Reno tak akan pernah tau jika ada apartemen yang berhasil dia rebut.
Tapi, sesampainya di apartemen, dia melihat beberapa orang mengangkut barang-barangnya. Terlihat Wisnu dan Reno sedang berada di tempat itu dan mengatur semua pekerja yang mengemasi barang Halimah.
“Halo Sayang. Aku minta izin ya, barang-barang kamu aku pindah. Akan aku belikan apartemen yang lebih mewah dari yang kau tempati.” Wisnu sendiri yang melihat Halimah mendekat dan tersenyum.
“Jangan panggil aku dengan kata-kata seperti itu.”
“Lho, kau kenapa Sayang? Selama ini kan semua fasilitas yang kau nikmati asalnya dari aku.”
“Ingat ya Wisnu, aku tidak pernah memakai fasilitas darimu.”
“Sayang, Haidar hanya mengelola apartemen ini. Apartemen ini atas namaku. Apakah kau tidak meneliti apa yang ada di ruang penerimaan tamu?” Sontak Halimah sendiri terkejut dengan apa yang Wisnu katakan. Ini miliknya?
Reno sendiri langsung menunjukkan apa yang Wisnu inginkan. Sebuah surat tanah dan beberapa dokumen yang menunjukkan kepemilikan tanah dan apartemen itu. Halimah sendiri langsung terkejut mengetahui semua fakta itu.
“Sudah lama suamimu mengelola tempat ini. Dia hanya punya hak mengelola, termasuk mengajak orang yang dia sayang untuk menginap di tempat ini secara gratis.” Wisnu tersenyum dengan ekspresi Halimah yang begitu terkejut.
“Ayo Sayang, aku tunjukkan apartemen kita yang baru.” Halimah sendiri dengan tegas menolak ajakan itu. Dia tak sudi untuk ikut dengan lelaki seperti Wisnu.
“Lho, kenapa Sayang? Kenapa sikapmu tiba-tiba seperti ini? Bukankah kau selama ini bilang kalau kau masih mencintaiku?” Halimah sontak langsung menampar lelaki yang ada dihadapannya.
“Sayang, gak boleh begitu dong! Aku kan selama ini udah baik sama kamu. Kok kamunya malah membalas seperti ini?”
“Jangan coba-coba memfitnahku Wisnu. Sampai kapanpun aku gak akan pernah sudi untuk menjadi pendamping hidupmu. Ingat itu!”
“Lho, kok kamu begitu sih Yang? Gak ingat, kita kan kemarin jalan-jalan ke tempat mewah begitu lho.”
Semua orang yang dari tadi berada di tempat itu hanya bisa menyaksikan keributan yang terjadi. Mereka ingin tau ada apa yang terjadi antara Wisnu dan istri dari Haidar. Apakah benar Halimah berselingkuh dengan orang lain?
“Lho, itu bukannya mbak Halimah sama pak Wisnu ya? Jadi mbak Halimah selingkuh?”
“Waduh, emang dasaranya wanita j****g. Gak pernah puas dengan suaminya sekarang.”