DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)

Zainur Rifky
Chapter #14

amarah Reno dan Bagas

“Kalian akan membayar semua ini! Aku pastikan kalian akan membayar apa yang kalian lakukan.”

“Membayar dalam hal apa Sayang?”

Halimah sendiri langsung pergi. Dia tak ingin berurusan lagi dengan mereka berdua. Bagaimanapun caranya, mereka tak lama lagi akan merasakan akibat dari perbuatanya hari ini.

Para warga sendiri menyambut Halimah yang baru saja keluar. Tatapan sinis terpancar dari wajah mereka. Mereka sama sekali tak menyangka jika Halimah berbuat hal sekotor itu.

“Eh ada Halimah. Baru ketemu siapa?”

“Bukan urusan kalian.”

“Lho, kok bukan urusan kami? Ini kampung kami lho. Ada yang terjadi di kampung ini, ada sangkutannya dengan kami. Gak bisa dong kau seenaknya bilang begitu.” Seorang perempuan langsung menyerang Halimah dengan kata-kata sengitnya.

“Sayang, kok marah-marah sih sama warga? Mereka itu tetap tetangga kamu.” Wisnu sendiri langsung mendekat dan merangkul Halimah layaknya orang yang sedang mabuk cinta. Warga sendiri tak bisa tinggal diam dengan ulah mereka.

“Pasangan selingkuh? Padahal Halimah udah punya suami.”

“Iya nih. Gak tau malu. Kelihatan banget kalo Halimah itu serakah.”

Bisik-bisik mereka membuat telinga Halimah begitu panas. Dia sendiri langsung pergi dan tak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Bagas sendiri tak tinggal diam. Dia langsung memegang tangan Halimah dan meminta untuk menjelaskan semuanya pada warga.

“Mbak, kau tak mau menjelaskan pada warga apa yang sebenarnya terjadi? Atau, kau menerima semua tuduhan itu?”

“Lepaskan aku! Aku tak perlu menjelaskan pada semuanya.”

“Tak perlu menjelaskan? Berarti kau beneran selingkuh dengan Pak Wisnu? Jadi, kekayaan selama ini yang kau miliki semua dari Pak Wisnu begitu?” Bagas sendiri memasang wajah seakan terheran.

“Asal kalian tau saja ya, mereka memfitnah saya. Mereka mau mencemarkann nama baik saya.” Halimah sendiri langsung pergi dan sasma sekali tak peduli dengan apa yang mereka katakan.

***

Reno sendiri malam itu sedang bersama Keisya. Keisya kali ini tampak ketakutan dengan hadirnya Reno di sampingnya. Tatapannya begitu menyudutkan.

“Apa kabar Mbak Keisya? Senang bisa menikah dengan Pak Haidar?” Keisya sendiri masih tak menjawab. Dia begitu takut dengan apa yang akan Reno lakukan padanya.

“Mbak, kenapa diam? Kau takut denganku? Aku gak akan menggigitmu.” Reno sendiri tersenyum dengan apa yang dia lihat.

“Apa yang kau inginkan? Kenapa kau selalu menekan aku seperti ini?”

“Bisakah kita menikmati malam ini berdua saja?”

“Gak. Aku gak akan mau. Kau mau membuat aku semakin terpuruk?” Reno sendiri tertawa dengan apa yang Keisya katakan.

Lihat selengkapnya