Melihat penyiksaan itu, Bagas langsung mendekat. Dia ingin bagaimana mereka berdua merasakan sakit yang begitu luar biasa. Melihat apa yang Bagas lakukan, Reno sendiri semakin buas untuk menyiksa mereka dengan berbagai pukulan dan tendangan.
Setelah semuanya dirasa cukup, mereka tersenyum dan melihat mereka dengan puas. Mereka hanya bisa menangis dengan apa yang sudah mereka terima pagi ini.
“Ampun! Ampun! Kami minta maaf atas semua yang terjadi.”
“Minta maaf? Lalu, apa yang kau bicarakan dengan wanita j****g itu?” Semua terdiam. Reno ternyata mengetahui pembicaraan mereka.
“Hei, kenapa diam? Reno tanya lho.” Bagas sendiri meminta mereka untuk buka suara.
“Aku tau apa yang Halimah dan Ali bicarakan. Mereka ingin menyingkirkan kita berdua. Mereka ingin kita tersingkir layaknya kedua ibu kita.” Reno langsung menjawab apa yang menjadi pertanyaannya.
“Jadi begitu Mas Ali? Tapi, aku pastikan semuanya tak akan pernah terjadi. Keluarga pelakor harus lenyap terlebih dahulu.” Bagas sendiri langsung tersenyum dan mengambil ponsel yang masih aktif.
“Masih aktif rupanya. Untung aja wanita j****g itu gak nelpon. Coba kalau nelpon, bahaya.”
“Kita apakan benda ini?”
Tanpa aba-aba, Bagas langsung melempar ponsel itu menuju genangan air. Ali sendiri yang melihat hal itu langsung memekik. Dia tak berani berbuat apapun selain memekik dan memohon ampun dari mereka bertiga.
“Silahkan nikmati hidup kalian di tempat ini! Jangan mencoba kabur! Atau, orang yang kalian sayangi akan menggantikan posisi kalian.” Wisnu sendiri tertawa dengan kondisi mereka.
“Oh iya, tambahan aja. Istri dan anak kalian akan menjadi santapan empuk untuk para penjaga di tempat ini kalau kalian mencoba kabur.” Mereka hanya bisa diam. Tak ada pilihan lain. Demi menjaga orang yang mereka sayang, mereka rela menjadi tawanan seperti yang saat ini mereka alami.
***
“Mas Reno, kau di tempat ini?”
“Iya. Aku ingin bertemu denganmu. Dengan kalian bertiga.”
“Bertemu denganku? Ada urusan apa?” Tanpa berpikir panjang, Reno dan orang yang dia suruh langsung membius ketiga wanita itu. Mereka sendiri langsung tak sadarkan diri. Reno langsung membawa mereka ke swebuah apartemen yang Wisnu miliki.
“Pak Wisnu, kita apakan wanita ini?”
“Jadikan mereka tawanan! Aku hanya ingin membuat posisi Halimah lemah. Mereka juga harus bertanggung jawab atas apa yang kita alami.” Reno sendiri masih bingung. Memamngh, peran mereka apa?
“Peran mereka apa?”
“Asal kau tau Ren, mereka yang ikut menyebarkan berita bohong. Ikut menyebarkan fitnah temtang ibumu. Mereka yang ikut membuat ibumu menderita di akhir hayatnya.” Reno sendiri tak percaya dengan itu semua.
“Mereka? Menyebarkan berita miring itu?”
“Iya. Mereka sudah dekat dengan keluarga pelakor itu sejak masih kecil. Ketika kejadian itu, mereka yang Halimah minta untuk membuat nama ibumu tercemar, dengan iming-iming akan bisa menikah dengan suaminya sekarang.”
“Keluarga ba****t. Bagaimanapun juga, mereka harus hancur berkepimng-keping.” Wisnu sendiri hanya bisa terdiam. Dendam yang ada dalam hati Reno terus berkobar mengetahui satu persatu kenyataan tentang keluarga dari Halimah.