DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)

Zainur Rifky
Chapter #20

part 20

Halimah tak habis pikir. Dia melihat jika Anggita telah kecanduan barang haram. Dia sendiri langsung menyahut ketika Iwan sedang mwnggerutu tentang semua uangnya yang lenyap.

“Dia pasti dijebak. Ada yang sengaja membuat dia seperti ini.”

“Siapa? Bagas?”

“Sepertinya. Aku harus membuatnya kapok. Dia pikir aku lawan yang mudah bagimya? Enggak. Aku harus menang.” Halimah sendiri langsung berpisah dengan Iwan.

***

“Apa kau punya bukti kalau aku yang membuat wanita itu seperti itu? Kalau tidak ada, berarti kau tak lebih dari tukang fitnah.”

Halimah hanya terdiam. Dia begitu yakin jika Bagas yang membuat Anggita seperti itu. Bagas sendiri terus menantang Halimah untuk membuktikan apa yang baru saja Halimah katakan.

“Mbak, asal kau tau ya, dia tadi menghampiriku dan meminta uang dan barang haram. Apa dia gila ya? Masa dia meminta barang haram itu dariku?”

“Itu sendiri sudah mengarah pada dirimu.”

“Maaf Mbak, bukan aku bermaksud seperti itu. Tapi, aku sendiri gak tau apa yang dilakukan oleh adik iparmu itu dengan orang yang dia kenal. Aku tau, mereka saling mengenal lewat perantara aku dan Reno. Tapi, apa itu sudah cukup jadi bukti untuk menuduhku sebagai biang dari semua ini? Enggak kan?”

“Apalagi, Nyonya tidak punya bukti yang kuat.” Suara itu begitu dingin tapi berhasil membuat Halimah menjadi tersudut.

“Mbak, apa yang dilakukan mereka dengan orang bernama Baskoro itu kami sama sekali tak tau. Kami sendiri tak mengikuti mereka sejauh itu. Silahkan kau saja yang mencari tau.” Bagas dan Reno langsung meninggalkan perempuan itu seorang diri. Dia kali ini benar-benar tak tau harus berbuat apa. Dia sendiri langsung keluar dan masih kepikiran tentang semua yang terjadi akhir-akhir ini.

Tak lama, dia melihat Widarti yang ingin menuju sebuah tempat. Halimah sendiri langsung menghampiri dan ingin sekali bertanya tentang kabar dari suaminya. Beberapa hari ini Ali sama sekali tak bisa dihubungi.

“Maaf, aku lagi buru-buru. Jangan halangi aku!”

“Tapi, kau sendiri mau kemana?”

“Mau bertemu seseorang.” Widarti langsung pergi tanpa peduli Halimah yang sedang terbengong.

Halimah sendiri mau tak mau mengikuti langkah wanita itu yang terlihat begitu terburu. Halimah sendiri akhirnya sampai di sebuah apartemen mewah yang sepertinya sedang banyak orang.

Halimah sendiri memilih mengawasi Widarti dari jauh. Dia tak bisa masuk karena ada orang yang berjaga dan tak akan memberikan izin sembarang orang untuk masuk.

‘Ada apa Widarti kesini? Kenapa dia bertemu dengan orang-orang semacam mereka? Apakah itu anggota arisannya atau apa?’ Halimah sendiri masih bertanya-tanya. Dia sama sekali tak bisa menebak.

***

Sebelum Widarti ke tempat itu.

“Kau dapat pil sebanyak itu?”

Lihat selengkapnya