DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)

Zainur Rifky
Chapter #21

part 21

Lelaki itu hanya terkekeh mendengar apa yang baru saja anak buahnya tanyakan. Memang, dirinya ada maksud lain di balik semua ini.

“Kau harus tau, mereka harus menerima apa yang pernah dialamiku beberapa tahun yang lalu. Bukan hanya aku sebenarnya, tapi juga dialami oleh keluargaku.”

“Apa itu masih ada hubungan dengan apa yang direncanakan oleh Reno dan Bagas?”

“Bukan hanya ada hubungan, tapi ini ada rencana besar. Rencana besar yang harus kami balaskan.” Baskoro sendiri langsung duduk dan menghisap rokok yang baru saja dibawakan oleh salah seorang karyawannya.

Lelaki itu menghisap rokok sambil memandangi dua buah foto. Dua buah foto yang menunjukkan anak kecil yang sama sekali tak mendapatkan haknya sebagai anak. Mereka malah terusir bahkan menjadi jongos di rumahnya sendiri.

“Samsir dan Haidar. Aku pastikan kalian akan membayar semua penghianatan kalian pada kedua ibu dari anak ini.” Kilatan amarah itu terlihat dari tatapan mata dan getaran suara.

***

Cambuk terus dilayangkan Reno pada dua lelaki yang sedang disekap. Mereka dipaksa menerima siksaan demi siksaan akibat apa yang pernah mereka lakukan di masa lalunya.

“Dasar lelaki hidung belang gak tau malu. Kalian sudah punya istri, tapi kalian masih saja melakukan itu pada wanita lain. Apakah kalian tidak membayangkan bagaimana jika ibu dan anak kalian bernasib seperti bunda?” Suara itu meninggi disambut gemuruh petir. Petir bersahutan mengiringi amarah Reno yang mulai tak karuan.

Isak tangis yang terdengar dari kedua lelaki itu. Duduk bersimpuh dan tak bisa membela diri. Amarah itu sudah berhasil membuat mereka ketakutan.

“Maafkan kami Reno! Kumohon! Jangan sakiti kami seperti ini!” Seno sendiri menangis melihat cambuk itu terus menghantam tubuhnya tanpa ampun. Dia sendiri berjanji akan membongkar kejahatan yang pernah mereka lakukan.

“Katakan sekarang!” Reno menunggu apa yang ingin mereka ceritakan sambil terus memegang cambuk yang bisa kapanb saja dia layangkann pada lelaki yang kini tak bisa berbuat apapun.

Seno masih terdiam. Ali sendiri berpikir dirinya bakal berurusan dengan hukum suatu saat nanti.

“Biar aku katakan Mas. Aku sudah tak mau terus sepoerti ini. Apa kau gak takut dengan apa yang kita terima beberapa hari ini?”

Cambuk itu melayang ke arah dua orang itu. Tanpa ampun, Reno sendiri langsung menghantam tubuh itu dengan bertubi-tubi dengan cambuk yang berbeda. Dia sendiri begitu kecewa dengan mereka berdua. Bukannya cerita malah berdebat.

“Kenopa kalian berdebat? Kenapa seolah ada yang kalian tutupi?” Cambuk itu sekali lagoi menghantam tubuh mereka yang sudah berceceran darah.

Seno akhirnya mau tidak mau langsung bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Malam menyeramkan ketika Agni harus digilir dalam tempat yang begitu gelap. Tak ada yang Seno tutupi. Dia begitu takut dengan apa yang akan Reno lakukan pada dirinya terutama orang yang paling dia sayangi.

“Itu terjadi sekitar 1 tahun sebelum mbak Agni meninggal.” Seno menutup ceritanya dan terdengar amarah dari Reno. Cambuk itu diarahkan ke tempat lain. Sontak, suara itu membuat mereka terkejut dan menambah ketakutan dalam diri masing-masing.

“Begitu kejam kalian pada seorang wanita. Apa itu yang diajarkan oleh papa kalian yang sombong itu?” Mereka hanya menggeleng. Mereka tak berani menatap wajah Reno yang semakin merah dan penuh dengan amarah.

Lihat selengkapnya