“Katakan Halimah! Jangan hanya diam!” Halimah sendiri menggeleng dan menyangkal semua yang doituduhkan oleh Keisya.
“Tak ada bukti kalo aku membunuh anakmu. Bukankah waktu itu tidak terbukti siapapun yang membunuhnya? Itu murni kecelakaan biasa.” Halimah sendiri kebingungan bagaimana caranya agar sang suami bisa percaya dengan apa yang dia katakan.
“Mbak Halimah, sebaiknya kau jujur dengan semuanya! Aku yakin kalau Bagas sudah mengantongi semua bukti yang mengarah padamu.” Keisya sendiri langsung angkat bicara ketika dan membuat posisi Halimah semakin terdesak.
“Bagas?” Haidar menoleh pada Keisya. Wanita yang tengah hamil hanya tersenyum pada sang suami.
“Aku yakin, Bagas menyimpan semua bukti iyu.” Keisya sendiri langsung pergi dan tak menbghiraukan apa yang akan terjadi. Dia sama sekali tak peduli dengan apa yang bakal dilakukan sang suami pada sang mafdu.
Kilatan amarah sangat jelas terpancar dari wajah Haidar. Dia begitu tak percaya jika Halimah segitu bencinya dengan Agni dan kedua anaknya.
“Lebih baik menyerah sekarang, atau aku tak segan untuk kasar padamu.” Haidar sendiri suaranya meninggi. Baginya, apa yang baru saja Keisya katakan harus segera dibuktikan. Selama ini, dia terus bertanya, apa yang membuat sang putri pertamanya meninggal. Meninggalnya baginya sangat janggal. Kematian gadis kecil itu yang membuat sang ibu harus sakit dan menjalani perawatan hampir satu bulan lamanya.
***
Sebelum shubuh.
“Bagas? Kau di sini?”
“Kenapa Keisya? Aku mengganggu waktumu?”
“Ada perlu apa kau? Sepertinya ada hal penting yang ingin kau bicarakan.”
“Memang. Ada sesuatiu yang harus kau ketahui terkait Halimah. Semua ini tentang kejahatan yang pernah dia lakukan.” Keisya sendiri tak mengerti dengan apa yang Bagas ingin sampaikan.
“Kejahatan? Kejahatan apa yang kau maksud?”
“Pembunuhan.” Keisya sendri terkejut dengan apa yang Bagas katakan. Halimah membunuh? Siapa yang dia bunuh?
“Siapa korbannya?”
“Anak pertama dari suamimu. Dia adalah kakaknya Reno.” Keisya sendiri bertambah kaget. Begitu jahatnya Keisya pada Agni? Dia menyingkirkan semua yang berhubungan dengan Agni dari rumah ini?”
“Iya Keisya. Semua yang kau pikirkan itu benar. Tapi, dia justru melupakan satu hal.” Keisya sendiri begitu penasaran. Joika Bagas mengatakan hal itu, berarti dia punya bukti kuat untuk mengatakan Halimah sebagai pelakunya.
“Apa itu?”
“CCTV dari dua rumah yang ada di samping kita. Dia tak menyadari hal itu.” Keisya sendiri begitu terkejut.
“Kau, begitu detail mengetahuinya?”
“Iya. Mertua kamu sebenarnya menyimpan semua ini. Hanya saja, karena kekuatan dari Samsir dan anak buahnya yang membuat wanita yang malang itu tak berani melapor. Kau pasti mengerti bagaimana kekuatan Samsir.” Keisya sendiri terdiam dan memandang Bagas. Apa yang harus dia lakukan agar semua ini terbongkar?
“Apa yang harus aku lakukan?”