DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)

Zainur Rifky
Chapter #27

Part 27

Sosok wanita itu hanya tersenyum dan membiarkan Reno melepas rindu padanya. Setelah sekian lama Reno menangis, wanita itu kemudian menjauh. Reno ingin mencegahnya, tapi tetap tak bisa.

“Bunda.” Dia terbangun dan menyadari jika dirinya masih ada di lobi Rumah Sakit. Reno hanya bisa menangis dan hanya bisa terbayang sosok sang ibu yang sudah lama meninggal.

“Reno.”

“Bibi, sepagi ini kau sudah ada di tempat ini? Bagaimana caramu masuk?”

“Nak, aku di sini sebagai penjaga pasien. Aku bisa saja masuk. Paman kamu sudah sepakat bertukar untuk menjaga nenekmu setengah jam yang lalu.”

“Bibi bawa pesananku?” Lina sendiri mengeluarkan beberapa medali. Terlihat medali itu begitu berkilau dengan bahannya yang terbuat memang dari emas.

“Kau yakin mau menggadaikan medali itu?”

“Gak ada pilihan lain. Mungkin lelaki itu akan kalah dari istrinya. Mau tidak mau, aku akan menggadaikan medali ini.”

“Reno, pikirkan dulu keputusanmu ini! Ini penghargaan yang sama sekali gak mudah ketika kau memperjuangkannya.”

“Bibi, aku mengikhlaskan semuanya. Aku merngikhlaskan jika memang emas yang ada di medali ini tidak akan pernah kembali. Percayalah padaku! Aku ikhlas.” Lina sendiri mengangguk walaupun dalam hatinya berat untuk membiarkan Reno melakukan itu semua. Dia sendiri tau terkait semua prestasi Reno, walau selama ini dia tak tinggal satu atap dengannya.

Lina melihat raut wajah dari keponakannya. Terlihat jelas jika Reno mati-matian untuk mengikhlaskan semua medali itu sebagai jaminan. Entah akan dapat berapa. Yang penting dia harus mendapatkan uang untuk pengobatan dari sang nenek.

***

“Maaf Mas, kami tidak bisa menerimanya.”

“Kenapa Mbak? Ini emas asli. Kenapa tidak bisa menjadi jaminan?”

“Ini di luar ketentuan dari atasan kami. Kami mohon maaf sebesar-besarmya.”

“Mbak, tolong Mbak. Sekali lagi saya minta tolong. Saya butuh untuk pengobatan nenek saya.”

“Mohon maaf, kami tidak bisa menerimanya. Ini instruksi langsung dari atasan kami. Sekali lagi mohon maaf.” Reno yang mendengar jawaban dari pelayan itu hanya bisa menangis. Dari mana dia harus mengadu? Dari mana lagi dia bisa mendapatkan uang sebesar itu untuk biaya pengobatan neneknya. Sedangkan esok hari semuanya sudah harus lunas.

Bagas dan Wisnu yang melihat Reno sedang menangis langsung mendekat dan bertanya apa yang sebnenarnya terjadi. Reno mau tak mau akhirnya menceritakan semua yang terjadi dan niatnya untuk menggadaikan semua medali penghargaan yang pernah dia terima.

“Reno, medali ini memang tidak bisa jadi jaminan.”

“Tapi, ini kan juga terbuat dari emas. Kenapa aku tidak bisa untuk menjadikannya jaminan?”

“Memang tidak bisa Reno. Kalau kau mau menjaminkan barang, itu semacam kendaraan atau tanah dan sejenisnya. Tempat ini tidak akan menerima barang seperti ini.” Mendengar apa yang Wisnu katakan, Reno hanya bisa diam dan tak tau harus berbuat apa.

“Ren, kita ke Rumah sakit saja sekarang! Aku ingin melihat kondisi Bu Fatimah. Aku ingin memberikan dukungan untuk wanita iyu.” Reno sendiri langsung mengiyakan ajakamn dari Bagas.

Lihat selengkapnya