Halimah sendiri baru sampai rumah. Dia kaget melihat sang suami ribut dengan seorang perempuan yang membawa anak yang masih bayi. Siapa perempuan itu? Kenapa dia berani datang dan berulah di rumahnya?
“Hei, siapa kamu? Kenapa kau berani-beraninya masuk dan membuat ulah di rumah ini?”
“Siapa aku? Aku adalah simpanan Mas Haidar. Aku datang ke rumnah ini untuk menuntut tanggung jawab dari lelaki ini. Anak yang aku bawa ini adalah hasil hubungan kami selama beberapa tahun.”
“Salsa, bukankah kita sudah sepakat untuk mengakhiri hubungan ini secara baik-baik? Tapi, kenapa kau malah terus mengejar dan meminta aku bertanggung jawab atas anak ini?”
“Eh Haidar. Kau itu ya, lelaki gak tau malu. Kau memutuskan aku saat hamil. Kau juga banyak memberikan janji dan harapan padaku untuk segera kau nikahi. Kau sendiri tak tahan dengan sikap istrimu yang arogan ini kan?” Wanita yang bernama Salsa itu akhirnya tersenyum dan membongar apa yang telah dilakukan samng suami di luar rumah.
Keisya sendiri yang mendengar keributan itu hanya bisa diam. Dia akan menerima madu lagi. Wanita itu terus bersikeras agar Haidar mau menikahinya atau ada harga yang harus Haidar bayar.
“Salsa, kenapa kau tega padaku begini?”
“Kenapa aku tega padamu? Ingat ya Haidar, kau sendiri yang memulai. Aku tidak peduli mau kamu malu sama siapa aja. Aku datang jauh-jauh ke tempat ini hanya ingin meminta pertanggung jawaban dari dirimu. Itu saja.” Salsa sendiri akhirnya pergi dan tak peduli dengan keluarga itu. Misinya kali ini berhasil. Keluarga itu semakin porak-poranda dengan pengakuan dari dirinya.
Haidar sendiri terdiam dan tak bisa bicara apapun. Apa yang harus dia lakukan jika sang anak dan mamanya tau terkait kedatangan Salsa ke tempat ini? Apa yang harus dia jelaskan pada mereka?
Dia ingat Reno, yang sampai saat ini tak mau mengakui dirinya sebagai papa. Dia masih sakit hati atas segala yang pernah dia perbuat dengan Agni semasa hidupnya. Dia ingat Fatimah yang sedang sakit. Semua ini gara-gara dirinya. Akibat kondisi Fatimah, Reno semakin membencinya.
“Sepertinya Mbak Halimah akan mendapat teman lagi. Akan ada madu yang masuk ke rumah ini.” Bagas sendiri tiba-tiba muncul setekah Haidar pergi. Dia sendiri langsung mendekati Halimah dan tersenyum menyindir.
“Bagas?”
“Apa kabar Mbak? Bagaimana rasanya dapat madu lagi? Enak?”
“Jangan pernah mempermainkanku Bagas!”
“Siapa yang sedang mempermainkanmu? Memang ini nyata. Ada madu yang akan masuk ke rumah ini.”
“Bagas, aku pastikan kau akan membayar apa yang kau lakukan kali ini.”
“Apa yang aku lakukan?” Bagas menatap Halimah yang tengah marah. Entah apa yang dipikirkan Halimah kali ini? Apakah dia akan melakukan hal yang tidak-tidak setelah ini?