Tak lama, beberapa mobil datang dan membawa perabot baru. Rupanya perabot itu sengaja dipesan Haidar untuk Reno. Halimah dan Keisya hanya bisa tercengang melihat perabot itu yang harganya lebih mahal dari perabot yang selama ini mereka miliki.
Fatimah sendiri yang kali ini ikut langsung meminta pekerja untuk menata perabot itu sesuai apa yang diminta oleh Reno. Halimah tak bisa berbuat banyak karena ibu mertuanya sendiri sama sekali tak peduli dengan keberadaan mereka.
“Kalian harus mengerti. Sebagai istri yang kesekian dari anakku, kalian seharusnya tau diri. Kau Halimah, kau dengan tega merampas hak dari wanita lain. Kau sendiri tak menemani bagaimana ketika Haidar baru merintis usaha itu atas permintaan dari Wisnu. Kau juga tak mengerti bagaimana Haidar mendapatkan semua harta ini.” Halimah sendiri terdiam dan tak bisa berbuat apapun. Wanita yang dulu lemah kali ini tak bisa diam begitu saja. Kondisi fisiknya memang sudah menurun, tapi dengan hadirnya Reno membuat Fatimah sendiri menemukan dirinya. Wibawa wanita itu kali ini membuat banyak orang merasa segan dan tak berani membantah apa yang dia inginkan.
“Mama.”
“Jangan bersikap sok polos dan sok perhatian. Kemana saja kau selama ini? Kau dengan bangganya menunjukkan kekuatan dari kedua orang tuamu. Sekarang, apa yang akan kau banggakan?”
“Mama. Jangan marah-marah lagi! Aku akan ikut apa yang kau dan Mas Haidar perintahkan. Saya tau diri kok. Dapat penginapan seperti itu sudah cukup buat saya. Sudah lebih dari cukup. Penginapan yang dimiliki Mas Haidar juga nyaman untuk ditinggali. Saya tidak protes.” Keisya sendiri langsung mengatakan itu setelah melihat Reno yang datang bersama beberapa orang. Dia takut jika dirinya dan orang yang dia sayangi mendapat masalah dengan pemuda itu. Bukan berarti dia takut. Hanya saja, dirinya tak punya cukup tenaga dan uang untuk menyewa orang seperti Reno.
“Baiklah. Kalian boleh pergi!” Tak ada pilihan lain bagi mereka. Mereka harus meninggalkan rumah itu sekarang juga. Jika tidak, akan ada konsekuensi yang akan mereka dapatkan.
“Kalian, saya ucapkan terima kasih sudah mau membantu kami.” Fatimah sendiri memberikan isyarat pada Reno agar membayar mereka dengan harga yang pantas. Reno yang sudah tau berapa nominal yang mereka inginkan langsung menyerahkan uang yang nilainya tiga kali lipat. Mereka terkejut dengan uang yang begitu banyak.
“Mas? Ini gak salah kan?”
“Memang tidak salah. Itu sebagai ucapan terima kasih. Buat orang yang kalian sayangi.” Reno sendiri juga memberikan bonus tambahan pada mereka. Mereka sendiri terkejut dan merasa senang karena baru kali ini mereka dibayar layak bahkan lebih dari perkiraan mereka.
“Terima kasih Mas. Baru kali ini kami dapat bayaran yang begitu layak. Sekali lagi terima kasih.”
“Gak perlu berterima kasih. Aku tau kalian punya orang yang sangat kalian sayangi. Aku harap kalian gunakan uang dan barang yang telah kami berikan dengan baik!” Mereka sendiri langsung pergi setelah menerima semua hak yang sengaja Reno dan Fatimah berikan.
Reno sendiri melihat rumah itu dan ornament yang sudah dia siapkan untuk kenyamanan. Fatimah sendiri ingin menemani Reno untuk hari ini.
“Reno. Mungkin aku akan di sini hari ini saja. Insya Allah nanti malam atau besok aku akan kembali tinggal di rumahku yang begitu bersejarah.”
“Nenek. Tak apa nenek sendiri di sana?”