DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)

Zainur Rifky
Chapter #40

Part 40

“Ali, aku gak tau kenapa kau bisa berubah jadi selemah ini.”

“Maaf, aku sekarang tidak akan mau bersamamu kalau kau sendiri masih bersikeras untuk merebut harta itu. Kau harus ingat, Reno datang dengan niat meminta keadilan untuk mendiang ibunya. Apalagi, ada tiga orang yang pernah kita jual. Mereka bisa saja menghancurkan apa yang sudah kita punya.”

“Ali, aku bisa menghadapi mereka.” Mereka terus berdebat terkait apa yang akan mereka lakukan. Halimah sendiri masih berpegang teguh bahwa harta milik suaminya harus menjadio miliknya. Dia sudah menyadari jika Haidar tak lama lagi akan menceraikannya. Harus ada harta gono-gini yang dia dapat.

“Kalian berdua, kenapa masih bertengkar? Semua harta yang kalian miliki tak akan ada gunanya. Aku sudah mengalami sendiri saat ini. Aku sudah mengalami. Tidak ada harta yang berarti bagiku.” Mereka akhirnya terdiam. Halimah sendiri tak bisa mendebat apa yang dikatakan oleh Samsir.

Banyak hal yang kali ini Samsir katakan pada mereka. Dia ingin anak-anaknya hidup damai seperti yang dia inginkan. Bagas yang telah dia sia-siakan harus bisa kembali dan hidup akur bersama anak-anaknya yang lain.

“Pa, kenapa Papa masih mengingat anak kurang ajar itu?”

“Halimah, jangan membentak Papa seperti itu!”

“Halimah, apa yang Bagas lakukan itu berawal dari kesalahanku. Makanya papa ingin meminta maaf atas apa yang terjadi padanya juga mamanya.”

“Pa, tapi hal itu bakal sulit.” Ali sendiri membuat Samsir terdiam beberapa saat. Memang hal itu akan sulit. Tapi, apakah dia tak punya kesempatan untuk meminta maaf pada putranya sendiri?

“Ali, tolong ke notaris! Rumah mewah dan segala isinya akan menjadi atas nama Bagas.” Sontak, apa yang dikatakan Samsir membuat mereka terkejut. Rumah mewah yang sengaja dibeli Samsir beberapa tahun lalu itu? Bukankah rumah itu diniatkan menjadi milik mereka?

“Papa?” mereka berdua kompak memnggil Samsir. Samsir sendiri tau jika kedua anaknya akan keberatan. Tapi, hal itu tidak menjadi penghalang niatnya. Samsir sudah memikirkan matang-matang rencana itu.

“Aku tau. Ini demi kerukunan kalian. Kalian gak mau kan dibuat babak belur oleh anak muda itu? Kalian juga gak mau kan istri kalian terus-terusan jadi wanita murahan? Aku tau semuanya. Memang bukan Bagas yang melakukan, tapi dia yang mengenalkan mereka dengan seorang germo. Aku hanya ingin membantu menantuku. Menantuku tak boleh bekerja haram. Cukup aku yang melakukan kesalahan di masa lalu.” Terdengar suara Samsir bergetar. Ali sendiri tak tega dengan apa yang dikatakan sang papa. Dia memang sakit hati dengan apa yang Bagas lakukan. Di sisi lain, dia tak bisa menyalahkan Bagas sepenuhnya. Ada sesuatu yang ingin Bagas tunjukkan pada mereka.

***

“Bagas, rumah mewah yang pernah papa beli sekarang menjadi atas namamu. Aku mohon kau bisa menggunakannya!” Bagas sendiri terdian dan terheran dengan kedatangan Ali. Rumah mewah itu jadi miliknya? Dia gak salah kan?

“Aku gak salah denger kan?”

“Sama sekali enggak. ini permintaan papa. Rumah itu memang diserahkan pada kamu.” Bagas sendiri masih menaruh curiga dengan apa yang mereka lakukan. Kenapa orang yang selama ini sudah membuat hidupnya hancur tiba-tiba baik begini?

Lihat selengkapnya