Kau harus tau Reno, Halimah sendiri bisa seperti itu karena orang tuanya. Dia terlahir dari hubungan luar nikah antara kedua orang tuanya.” Wisnu langsung mendekati Reno dan mengatakan apa yang dia ketahui tentang perempuan itu. Reno sendiri sama sekali tak pernah peduli terkait keluarga itu. Bagas sendiri sudah menjadi korban dari kedua orang yang sama sekali tidak bertanggung jawanb.
“Nenek seperti ini gara-gara mereka. Bukankah perempuan yang lebih senang dipanggil nyonya itu sudah membuat nenek sakit? Bukankah dia juga mengompori suaminya untuk menentang ibunya?”
“Ren, dia tak pernah mengompori Haidar untuk menentangku. Sama sekali enggak.” Fatimah sendiri memegang tangan Reno dan memintanya untuk tenang. Jika dia sedang dikuasai amarah, tak ada yang sanggup mengontrol semua ini. Fatimah tau sifat itu menurun dari siapa.
“Lalu, kalau bukan mengompori, apa yang sebenarnya wanita itu lakukan?”
“Ren, dia hanya mempengaruhi saja. Haidar selama ini begitu menyayangiku. Memang sejak Halimah datang ke rumah kami, sikapnya berubah. Tapi, berkat pengaruh dari kehadiranmu, perlahan tapi pasti. Pengaruh dari istrinya perlahan berkurang.” Fatimah bercerita terkait apa yang selama ini dia alami dan menghadapi menantunya.
“Mungkin, Reno bisa mengubah pengaruh yang ada Bu.” Wisnu langsung menanggapi apa yang baru dikatakan Fatimah.
“Wibawa Agni masuk dalam diri Reno. Akhir hayat itu memang tidak bisa berbuat banyak. Tapi aku ingat satu hal, sebelum dia meninggalkan rumah kami, masih ada pengaruh yang kuat dan hampir menggoyahkan Haidar untuk mempertahankan poligami itu. Tapi, aku menyayangkan saja. Saudara Halimah begitu berambisi untuk menjual Agni dan menjadikan menantuku itu sebagai ATM.” Reno tak ingin mendengar cerita itu lagi. Baginya, mereka sudah mendapatkan hukuman kali ini.
“Ibu, Anda sebaikbnya istirahat. Ini sudah larut. Tidak baik jika Bu Fatimah begadang.” Reno langsung membiarkan Fatimah istirahat dan meninggalkannya seorang diri. Wisnu sendiri ingin bercerita terkait apa yang ingin dia lakukan.
“Ainun sudah aku amankan.”
“Mau apa Pak Wisnu dengan perempuan itu?”
“Kita tunggu saja tanggal mainnya. Yang jelas, nasibnya akan sama seperti ketiga perempuan itu.”
“Maksudnya? Pak Wisnu ingin menujual mereka?”
“Bukan aku yang menjual. Tapi orang yang pernah bekerja pad Ali. Dia akan membuat keempat perempuan itu tak berdaya.” Reno terdiam dan sama sekali tak mengerti apa yang direnanakan oleh lelaki yang ada dihadapannya.
“Aku mempercayakan ini semua. Tapi, bagaimana dengan anak buah pak Baskoro? Dia juga harus mendapatkan pelajaran atas apa yang sudah dia lakukan.”
“Reno, masalah orang itu sudah aku atur. Karena dia yang ada di balik semua ini.”
“Maksudnya? Dia yang menjadi mucikari atas keempat orang itu?”
“Tebakanmu benar. Kayu tenang saja, keadilan akan kalian dapatkan. Bagas sudah punya rencana terkait hal ini.” Reno mengiyakan. Dia sendiri langsung mengantarkan Wisnu yang malam ini ingin pulang. dia mengucapkan terima kasih atas bantuannya selama ini.