Saat yang sama.
Keisya hari itu melahirkan. Haidar sendiri ditemani Reno langsung melihat kondisi Keisya dan bayinya. Bayi laki-laki yang terlihat begitu sehat. Reno sendiri diam dan melihat Bagas. Tak ada sesuatu yang ingin dia komentari hari ini.
“Mas Haidar. Anak ini.” Keisya sendiri melihat sang suami dan Reno. Tampak jelas jika Reno menatapnya tajam. Keisya sendiri akhirnya mengurungkan niatnya untuk menanyakan semua tentang anak yang baru saja dia lahirkan.
“Gak apa-apa. Dia anakmu dan suami kamu. Walau dari hasil yang tidak dibenarkan, kau jangan khawatir jika aku akan macam-macam.”
“Tapi Mas Reno. Kau sendiri yang pernah bilang agar aku tak banyak berharap pada harta dari suamiku sendiri.”
“Asal kau tidak berbuat macam-macam seperti para perempuan itu, aku akan jamin keamanan darimu juga anakmu.” Reno sendiri akhirnya bisa menekan Keisya. Terlihat jelas jika dia begitu terkekan dengan apa yang Reno lakukan.
“Reno, kenapa kau menekan dia?”
“Apakah aku terlihat seperti menekan perempuan ini?”
Haidar sendiri terdiam. Tak ada bukti yang bisa memperkuat dirinya. Reno sendiri sama sekali tidak terlihat sedang menekan istrinya. Reno sendri tak mempermasalahkan jika Keisya nanti tinggal di rumahnya.
“Aku gak mau. Mending aku tinggal di rumah sendiri dengan suamiku. Aku tidak mau menumpang pada orang lain, walaupun itu masih anak dari suami.” Keisya sendiri langsung bersuara dan membuat Reno tak bisa berbuat banyak. Akan tetapi, apa yang dilakukan Keisya ini juga menguntungkan dia. Dia bisa leluasa untuk terus menekan Halimah.
“Keisya, kau tak apa-apa kan?”
“Sama sekali gak apa-apa.”
“Kalau gak apa-apa, kenapa sepertinya kau terlihat begitu tertekan? Jangan pernah bilang kalau aku selama ini menekanmu.” Reno langsung angkat suara terkait apa yang dia lihat dan dia dengar. Terlihat jelas jika Keisya berada di bawah tekanan.
“Reno, cukup Nak! Bagaimanapun seksrang dia adalah kerabatmu. Dia adalah ibu tirimu.”
“Aku tidak pernah mempermasalahkan kehadirannya. Asal dia tak melakukan hal yang seperti yang lain lakukan.”’
“Mas Reno, aku sama sekalui tidak ingin merebut semua yang sudah menjadi hakmu. Aku yakin kau juga tidak serakah. Aku yakin kau tidak seperti yang aku bayangkan selama ini.” Reno sendiri memegsang apa yang baru saja Keisya katyakan. Dia tersenyum dan selalu memegang ucapan itu.
“Aku pegang ucapan itu. Kalau kau sampai berani untuk melanggarnya, kau tau apa yang akan terjadi.” Reno sendiri akhirnya pergi dan memberikan kesempatan Haidar untuk berdua saja dengan istrinya. Dia tak ingin kondisi Keisya yang baru saja melahirkan harus terus-menerus tertekan akibat kehadiran dirinya.
“Keisya, Reno tidak berbuat macam-macam kan padamu?”
“Sama sekali enggak. Mungkin hanya sekedar mengancam. Tapi gak sampai berbuat hal yang tidak-tidak.” Haidar sendiri terdiam dan masih bisa bersyukur. Apa yang Reno lakukan tak sampai melukai Keisya.
“Aku akan kasih tau dia. Dia tak sejahat itu.”