Setelah seminggu, perawat yang diambil dari yayasan datang ke rumah Pak Irsyam. Pria berusia empat puluh lima tahun yang bernama Agus mengetuk pintu. Ana yang kebetulan berada di ruang tamu segera membuka pintu.
"Apa benar ini rumah Pak Irsyam? "
Ana mengangguk. "Betul, Pak. Anda siapa, ya?"
Ana mengernyitkan dahi, dia tidak mengenal pria di hadapannya ini. Toh, kalau teman bapaknya, pasti Ana tidak asing dengan wajahnya.
"Saya Agus, yang disuruh rawat Pak Irsyam, " jelasnya. "Kapan itu atas nama Wahyu mengambil perawat dari sana, dan kebetulan saya yang dipasrahi."
Ana menggangguk-angguk mengerti. Kemudian gadis itu mempersilakan perawat yang bernama Agus untuk masuk. Pak Agus duduk di sebuah kursi, dan melihat keadaan Pak Irsyam yang sangat memperihatinkan.
"Itu keadaan bapak saya, " ucap Ana, duduk di samping tempat tidur Pak Irsyam.
Pak Agus mengangguk-angguk. "Halo, Pak. Saya Agus, " ucapnya sambil menyalami Pak Irsyam. Pak Irsyam menerima uluran tangan dari Pak Agus.
"Ya, Pak," jawab Pak Irsyam.
Ana masuk ke dalam untuk membuatkan teh dan beberapa saat kemudian dia menyuguhkan teh itu untuk Pak Agus.