Dendam kesumat

winda nurdiana
Chapter #1

Pembagian warisan

Malam itu, Pak Irsam dan ketiga saudaranya membagikan warisan peninggalan kedua orang tuanya. Pak Irsam lah yang dipercaya membagikan warisn sesuai permintaan kedua orang tuanya semasa masih hidup. Semua telah sepakat dengan pembagian warisan itu. Warisan berdasarkan pembagian menurut Islam. Ya, bagian laki-laki dan perempuan berbeda. Bagian laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. 

“Sudah setuju semua to dengan pembagiannya?” Pak Irsam angkat bicara. 

“Sudah,” jawab ketiga saudaranya serempak.

“Ya sudah, Le, aku pamitan dulu,” ucap Warjilah—kakak perempuan Pak Irsam. Sering kali semua memanggilnya ‘Yu’, yang berarti dalam bahasa jawa artinya ‘Mbak’.

“Hati-hati, Yu,” ujar ketiga adik-adiknya serempak. 

Akhirnya kedua saudara Pak Irsam yang bernama Koni, Sopin juga turut pamit. Suasana rumah Pak Irsam sepi lagi. Ya, Pak Irsam tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Istrinya bernama Sarti, anak pertamanya bernama Ana, dan anak kedua bernama Ifah. 

“Udah pembagian warisannya, Pak?” tanya Bu Sarti pada Pak Irsam.

“Sudah, Bu,” jawab Pak Irsam singkat.

Bu Sarti mengerutkan kening. Jujur dia merasa ada yang kurang berkenan di hatinya, tetapi dia memilih memendamnya di relung batinnya. Takut dikira ikut campur masalah warisan keluarga suaminya.

“Ya sudah, Pak.” Bu Sarti masuk ke ruang tengah menghampiri kedua anaknya.

“Udah urusannya, Bu?” tanya Ana.

“Sudah, Nak.”

Lihat selengkapnya