.....
Setelah melakukan pemanasan bersama-sama, Pak Tio membagi mereka menjadi dua tim. Tim pertama akan bermain di set pertama. Naren masuk ke dalam tim pertama, sedangkan Tita dan Vina mendapat giliran bermain di set kedua. Mereka berdua pun dan beberapa orang lainnya menunggu giliran bermain dan duduk dipinggir lapangan.
“Aku homeschooling Vin.” kataku mengawali pembicaraan.
“Ehh….???” kata Vina sedikit bingung. Dia pun meletakkan kembali handphonenya yang tadi sudah dia ambil dari saku celananya.
“Pas di Bandung dulu, aku homeschooling. Jadi aku gak punya temen yang bisa aku ajak ngobrol.” kataku sambil sedikit tersenyum.
“Sekarang kan lo punya.” kata Vina sambil tersenyum.
“Nanti dicoba.” kataku singkat.
“Biar lo juga bisa tuh, ngomong “gue-elo” ke sepupu lo itu. Kalian kan seumuran, kenapa juga lo masih manggil “aku-kamu” padahal dia bilangnya “gue-elo” ke elo.”
“Denis? Kalo itu gak mungkin kayaknya. Nanti kalau keceplosan ngomong “gue-elo” bisa diomelin Mamaku. Padahal dulu dia malah manggil aku kak Tita pas masih SD. Tapi sejak SMP dia gak mau manggil aku Kak Tita lagi karena katanya kita udah satu angkatan sekolahnya.” jelasku sambil menahan tawa.
“Oh iya??? hahaha oke berarti kecuali dia.” kata Vina yang membuat kamu tertawa.
“Ehh tapi kok sejak SMP dia gak manggil lo kak lagi? Emang dari dulu sekolahnya gak satu angkatan?”
“Seingatku, waktu SD aku ada satu tingkat diatas dia. Mama daftarin aku ke sekolah SD satu tahun lebih cepat....” ceritaku menggantung begitu pluit pak Tio berbunyi tiga kali tanda permainan set pertama selesai dan beliau langsung mengisyaratkan kami yang duduk dipinggir lapangan untuk menghampirinya.
“Ahh pak Tio motong cerita seru aja nih.” protes Vina tiba-tiba.
Aku hanya bisa tertawa mendengar kata-kata Vina.
“Ayo Mel!!!” ajak Vina
Deg... entah kenapa aku seperti merasa deja vu ketika Vina memanggilku dengan sapaan itu. Aku diam sebentar.
Ayo Mel!!! Kita kejar pesawatnya biar kita bisa ikut terbang keliling dunia!!!