DEO ANAK ABG PENSIUN DINI

Acep Abdul Rojak
Chapter #3

BAB 3 SAMPAH MASYARAKAT

Pukul 22.30 wib, 20 oktober 2020 setahun sebelum bapak wafat. Suasana malam yang tak kami izinkan untuk sunyi, suara canda tawa terbahak-bahak ikut menghangatkan suasana, tak perduli walau sudah larut malam kami masih asik nongkrong di pertigaan jalan itu, yang tak lupa disertai dengan meriahnya suasana tegang permainan kartu dimino yang sangat seru. 

Setiap malam sebelum sebuah nasihat pedih bapak, hari-hari hidupku memang seperti ini. Kalau tidak main remi, kami akan menghabiskan malam dengan Mabar main Mobile Legen Bang Bang [ML] dengan mereka.

Dika kembali membagikan 7 buah kartu dimino yang dikocoknya, Putaran ke9 ini sebagai penentuan kekalahan. Seperti biasa, permainan ini tidak akan selesai tanpa ada yang kalah taruhan dan membayar harganya, yaitu yang kalah harus menjadi RT sebagai hukuman, ia berkewajiban mengocok kartu sampai ada diantara kami mengumpulkan 500 poin kekalahan, jika sudah terkumpul 500 poin kekalahan akan diganti oleh RT baru sebagai gilir hukuman. 

Selain jadi RT ada sebuah hukuman lain berupa alat jepitan baju yang biasa Dipakai waktu menjemur pakaian. awalnya sih gak terasa apa-apa, tapi kalo udah lama dan bertambah banyak ya sakit juga. Huahaha ….

“Sial, kartuku jelek lagi” gumam hatiku. Sebab, kelima kartu yang aku dapatkan sangat jelek, karena tidak terdapat angka yang dibutuhkan sesuai kartu yang terletak di bawah, yaitu angka satu buangan kartu si Anggi, aku berusaha tenang menyembunyikan kepanikan, tapi untunglah si Rehan membuang kartu yang cukup bagus, sehingga aku terselamatkan.

“Aakh, itu berarti kartu yang berangka 1 hanya tersisa 2 lagi, aku yakin sisanya ada di si Dika, jika dia mengeluarkan angka satu, gua yakin si anggi akan cenderung pas, dan itu artinya akupun sama.” Gumam hatiku. Aku mencoba menyusun siasat. 

Permainan yang sangat seru dan kali ini sangat menegangkan, sebab jika si Dika kalah lagi dia akan menjadi RT, selain itu yang paling menderita iyalah harus menahan sakitnya cubitan jepitan pakaian di kedua telinga dan hidungnya, jepitan itu akan bertambah satu lagi jika RT medapat point kekalahan.

PLAK ....!

“Huahaha … mamp*s lu!! Gi, lu jangan buang kartu angka 5! Gua yakin si Rehan kagak bakalan ada.” gerutu Dika sambil membanting keras kartunya kelantai.

“Owh gitu, siap oke oke hahaha”

“Aahk brengsek, lu sekongkol mau jebak gua, tapi silahkan aja tutup tuh angka lima, gua masih punya hahahaa.” Timbal Rehan sambil agak menungkup kartu yang dipegangnya. 

Lihat selengkapnya