Darren memegang tangan Deolinda, dan menggelitik Deolinda hingga Deolinda tertawa. "Iya ampun kak," Deolinda tertawa karena merasa geli.
"Kamu pagi-pagi sudah cari masalah sama kakak," Darren mencubit pipi Deolinda.
"Sakit kak," Deolinda memegang kedua pipinya yang dicubit Darren, Deolinda dan Darren duduk ditempat duduknya.
"Oh iya mulai sekarang kakak yang antar kamu ke sekolah, dan kakak akan jemput kamu jika kakak tidak sibuk." Darren duduk ditempatnya dan melanjutkan makan, Deolinda duduk di samping Merida.
"Memang kakak dapat tugas lama di kota ini?" tanya Deolinda penasaran.
"Aku minta dipindah tugaskan selama setahun disini, tapi jika diluar kota ada konflik maka kakak akan pergi."
"Oh begitu, jadi selama setahun kakak ada di sini, Deo tidak akan sendirian lagi kalau papa mama ke luar negeri." Deolinda tersenyum bahagia mendengar ucapan Darren.
"Cepat selesaikan sarapan kalian supaya tidak terlambat," Merida tersenyum melihat kedua anaknya saling menyayangi, semua orang makan bersama. Deolinda dan Darren berdiri, setelah sarapan Darren mengambil kunci mobil yang ada di laci ruang keluarga.
"Pa, ma. Darren mengantarkan Deo ke sekolah terus Darren berangkat bekerja," Darren memasang topi.
"Bye pa, bye ma," ucap Darren dan Deolinda, Darren mengantarkan Deolinda ke sekolah. Saat perjalanan Deolinda ingin bertanya.
"Kak, aku boleh tanya sesuatu?" Deolinda takut jika Darren marah karena pertanyaan yang dia tanyakan.
"Iya, mau tanya apa?" Darren menoleh ke arah adiknya dan tersenyum.
"Apa kakak tidak takut saat bertugas menjadi tentara?"