Deolinda

Widayanti
Chapter #5

Cerita cinta orang tua Deolinda #5

18 TAHUN YANG LALU

"Ayah izinkan aku ke dunia manusia, sekali saja." Andini memohon kepada ayahnya.

"Tidak akan, ayah tidak mengizinkan kamu pergi ke dunia manusia, walaupun hanya sekali." Tegas raja Wisnu Anggara kepada putrinya.

"Tapi kenapa aku tidak boleh ke dunia manusia? Sejak kapan ayah peduli padaku?" Andini semakin emosi karena tidak mendapat izin dari ayahnya.

"Sekali tidak maka artinya tidak, jangan pernah melanggar perintah ayah. Sekarang masuk ke kamar kamu," ucap raja Wisnu dengan nada tinggi, karena emosi akhirnya Andini pergi ke kamar. Andini duduk di tepi tempat tidur, di dalam hati Andini sangat ingin pergi ke dunia manusia, walaupun hanya sekali.

Tok. Tok. Tok

Suara ketukan pintu membuyarkan pemikiran Andini, Andini menoleh ke arah ketukan pintu dan melihat Shinta dayang pribadi sekaligus sahabat Andini.

"Putri, boleh saya masuk?"

"Iya Shinta, ada apa?" Shinta duduk ditepi tempat tidur Andini, disamping Andini.

"Apa putri masih ingin pergi ke dunia manusia?"

"Tentu saja aku ingin pergi ke dunia manusia, apa kamu tidak ingin melihat seperti apa dunia manusia?"

"Tidak putri, yang mulia raja tidak mengizinkan saya pergi ke dunia manusia. Saya akan membantu putri untuk pergi ke dunia manusia."

"Kamu serius Shinta mau bantu aku?" Andini tersenyum bahagia.

"Iya putri, saya akan membantu supaya putri bisa ke dunia manusia." Andini tersenyum bahagia dan memeluk Shinta sahabatnya.

Keesokan harinya seorang dayang disuruh beristirahat di tempat tidur, dan semua orang harus berbohong bahwa hari ini putri sakit dan ingin beristirahat. Andini dan Shinta pergi meninggalkan istana sebelum fajar, mereka berjalan hingga ke perbatasan dunia manusia dan dunia duyung.

"Yang mulia harus berhati-hati, dan harus segera kembali sebelum malam hari. Saya akan menunggu yang mulia disini," ucap Shinta dengan panik.

"Iya Shinta, aku pasti kembali." Andini pergi ke dunia manusia, dia kagum melihat dunia manusia yang sangat indah. Andini berjalan di tepi pantai, dan menabrak seseorang.

Bruk.

Andini terjatuh, dia melihat tangan yang terulur. Andini melihat siapa yang mengulurkan tangannya. Andini terdiam, melihat pemuda tampan.

Lihat selengkapnya