Shinta meletakkan bayi tidak bernyawa itu ke box bayi yang kosong tanpa nama, Shinta pergi dari rumah sakit dan kembali ke rumah Andini.
"Andini ayo kita pergi."
"Ayo Shinta, tolong bantu aku berjalan." Saat akan keluar rumah, tiba-tiba Andini melihat raja Wisnu di depan pintu.
"Ayah."
"Dimana suami dan anakmu?" ucap raja Wisnu dengan tegas, Andini terdiam sejenak karena bingung harus menjawab apa.
"Suami dan anakku sudah pergi ayah."
"Cepat geledah rumah ini, bunuh suami dan anak dari Andini."
"Baik raja," semua prajurit masuk dan mencari keberadaan suami dan anak Andini, tapi mereka tidak menemukan siapapun.
"Maaf raja, tidak ada orang di rumah ini."
"Pegang Shinta dan Andini, dan bakar rumah ini."
"Kenapa ayah membakar rumah ini, ini rumah aku ayah." Andini meronta.
"Kamu sudah membuat masalah Andini, kamu harus dihukum." Raja Wisnu marah, Andini sedih melihat rumahnya terbakar.
"Aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku hanya menikah dengan laki-laki yang aku cintai." Andini marah melihat rumahnya menjadi abu.
"Saat kamu melahirkan, buku ramalan mengatakan bahwa anak dari Andini adalah penghancur dunia duyung dan dunia manusia."
"Ayah pasti bohong, bagaimana mungkin anak kecil seperti itu menjadi makhluk yang jahat."
"Ikut ayah ke dunia duyung, kamu lihat sendiri isi dari buku ramalan."
"Baik, tunjukkan bahwa ucapan ayah itu benar." Semua orang pergi ke dunia duyung, Andini melihat di dalam buku tertulis. Putri dari Andini memiliki takdir sebagai penghancur dunia.
"Kamu lihat kan takdir anakmu."
"Aku yakin, ramalan ini pasti salah. Bagaimana mungkin putriku memiliki takdir penghancur dunia."
"Tidak ada takdir yang salah dalam buku ramalan ini, itu sebabnya putrimu harus kita bunuh."
"Tidak ayah, dia putriku. Cucu ayah, aku mohon biarkan dia hidup."
"Baiklah, selama dia tidak memiliki takdir sebagai penghancur dunia duyung. Ayah akan membiarkan dia hidup," raja Wisnu pergi, Andini menangis karena melihat takdir putrinya.
~~~
"Begitulah cerita ayah dan ibunda, ibunda belum pernah bertemu ayahmu." Andini tidak menceritakan tentang takdir putrinya pada Deolinda, Andini tidak ingin putrinya bersedih.
"Jadi kakek bernama raja Wisnu ya bunda?"
"Iya sayang, kakek kamu bernama Raja Wisnu"
"Kalau nenek siapa namanya?" Andini terdiam mendengar pertanyaan putrinya.
"Kenapa ibunda diam?"