Deolinda

Widayanti
Chapter #8

kenyataan yang menyakitkan #8

"Lebih baik aku mengetahui sesuatu yang buruk, daripada aku hidup seperti biasa tapi sesuatu yang buruk tidak aku ketahui."

"Baiklah ratu Aini, apapun keputusanmu. Aku akan selalu mendukung."

"Terima kasih Rina, kamu memang sahabat aku." Ratu Aini tersenyum, mereka terus mengikuti raja Wisnu.

Mereka berhenti saat raja Wisnu mengetuk sebuah rumah dan keluar perempuan yang tersenyum menyambut kedatangan raja Wisnu. Hati Aini sakit, disaat dia sedang mengandung, tapi suaminya justru berselingkuh dengan manusia. Manusia itu juga sedang hamil, anak dari suaminya.

"Ratu Aini? Anda baik-baik saja?"

"Ayo kita kembali Rani."

"Baik ratu Aini, tenangkan diri anda. Ingat anda sedang mengandung."

"Iya Rani, aku tau."

Ratu Aini dan Rani kembali ke istana, ratu Aini sangat sedih dan kecewa. Hatinya hancur melihat kebohongan raja Wisnu. 

Ratu Aini dan Rani sampai di istana, "panggil semua orang, ada yang ingin aku katakan."

"Baik ratu Aini," Rani memanggil semua orang, tapi hanya sebagian yang datang karena sisanya sedang bertugas.

"Dengarkan aku baik-baik, jangan sampai berita kehamilan aku bocor ke luar istana. Semua orang yang ada di istana ini, jangan beritahu raja Wisnu jika aku sedang mengandung anaknya."

"Tapi kenapa ratu Aini?" tanya seorang dayang.

"Raja Wisnu berselingkuh, aku tidak ingin dia mengetahui tentang anak ini."

"Baiklah ratu Aini, kami tidak akan memberi tahu raja Wisnu tentang kehamilan anda," ucap panglima.

"Terima kasih semuanya, silahkan kembali ke tugas masing-masing."

Semua orang pergi, kecuali ratu Aini dan Rani, "selanjutnya bagaimana ratu Aini?"

"Biarkan raja Wisnu tidak pernah mengetahui tentang anak ini."

"Apa anda yakin ratu Aini?"

"Sangat yakin, aku tidak ingin raja Wisnu mengambil anakku."

"Baiklah ratu Aini, ayo kita kembali ke kamar. Anda harus beristirahat." Ratu Aini beristirahat di kamar, Rani sangat khawatir dengan kondisi ratu Aini dan kandungannya. 

7 bulan kandungan ratu Aini, ratu Aini mengalami pendarahan.

"Ratu Aini harus banyak beristirahat, dan jangan terlalu stres."

"Kenapa tabib?"

"Karena bisa membahayakan anda atau anak anda saat melahirkan."

"Baiklah tabib, aku akan mengingat perkataan mu."

"Kalau begitu, saya permisi ratu Aini." Rani mengantarkan tabib keluar dari kamar, Rani segera menghampiri ratu Aini.

"Benar apa yang dikatakan tabib, anda harus beristirahat dan jangan memikirkan apapun ratu Aini."

Lihat selengkapnya