Deolinda mengetuk pintu kelas, "permisi bu."
"Kenapa rapatnya cepat selesai? Biasanya lama?" Deolinda dan Heni saling menatap, bingung menjawab pertanyaan guru mereka.
"Tadi ada kelas lain yang sedang ujian, jadi kami cepat selesai." Deolinda berbohong pada guru, semua guru bahkan kepala sekolah sangat berharap pada acara ini.
"Sudah sampai mana persiapan kalian?"
"Kami sedang mencari konsep yang sesuai bu, masih tahap awal." Heni menjawab dengan sopan.
"Ya sudah kalian boleh duduk, ingat mencatat pelajaran hari ini dari teman-teman kalian."
"Baik bu," Deolinda dan Heni duduk di bangku masing-masing.
"Baik pelajaran selesai sampai disini, apa ada yang kurang jelas dan ingin bertanya?"
"Tidak bu," jawab semua murid dengan malas.
"Baik kalau begitu, tugas hari ini kerjakan halaman 50 sampai 52, besok waktu istirahat kumpulkan di meja ibu. Pelajaran ibu akhiri, selamat siang semua." Ibu guru memasukkan semua buku ke dalam tas.
"Siang bu," jawab semua murid, ibu guru pergi dari kelas.
"Deo ayo kita pulang," ucap Rika yang duduk disampingnya.
"Iya ayo," Deolinda memasukkan semua buku ke dalam tas, mereka berdiri dan berjalan menuju parkiran. Vanya mendekati Deolinda.
"Aku peringatkan kamu, jangan dekati Ruben atau kamu akan menyesal." Vanya memperingatkan dan kemudian pergi.
"Vanya gila, selalu mengancam dan cari masalah," Nia marah.
"Sudah biarkan saja, aku malas mengurusi orang tidak penting." Deolinda tersenyum.
"Ya sudah ayo kita lanjut jalan," Heni tersenyum.
Mereka berempat berjalan menuju parkiran, mereka menunggu mobil jemputan masing-masing. Beberapa menit kemudian Darren datang dan turun dari mobil.
"Ayo Deo."
"Iya kak, ya sudah semuanya aku pulang. Bye semua."
"Bye Deo," ucap ketiga sahabatnya secara bersamaan.
Darren dan Deolinda masuk ke dalam mobil, Darren mengajak Deolinda ke butik untuk memilih dress yang cantik.