"Sekarang Deo sudah dewasa, Deo bisa jaga diri." Deolinda tersenyum.
"Toilet disebelah sana, kamu lurus terus belok kanan. Tapi kamu harus berhati-hati, jika ada apa-apa kamu harus menelepon aku." Darren sangat khawatir.
"Iya kakakku tersayang, Deo pasti baik-baik saja." Deolinda tersenyum dan pergi ke toilet, Rose mengikuti Deolinda menuju toilet.
Rose menyiram air dari atas, Deolinda yang melihat air diatas kepalanya langsung menghentikan air tersebut. Deolinda mengembalikan air tersebut ke arah orang yang menyiram, Rose akhirnya basah kuyup.
Rose marah-marah, Deolinda ingin tahu siapa orang yang ingin menyakitinya kemudian Deolinda keluar. Deolinda terkejut melihat Rose yang basah kuyup, Deolinda tersenyum. Rose menatap Deolinda dengan penuh kebencian, Deolinda pergi.
Darren sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada Deolinda, Darren takut jika Deolinda kenapa-kenapa. Dimas dan Bima yang melihat sahabatnya khawatir, mencoba untuk menghibur.
"Deo sudah dewasa bro, dia pasti baik-baik saja, dia cuma ke toilet." Dimas mencoba menghibur Darren.
"Tapi kalian tahu kan Rose seperti apa, tadi dia menatap Deo dengan penuh kebencian." Darren mejelaskan.
"Gua yakin Deo bisa jaga diri dan menang melawan Rose, santai saja." Bima tersenyum membayangkan wajah Rose yang marah.
Darren yang khawatir, Darren melihat Deolinda kembali dengan tersenyum, senyum Deolinda memenangkan hati Darren.
"Hai kak," Deolinda tersenyum dan berjalan ke arah Darren.
"Sepertinya ada yang bikin kamu bahagia di toilet," Bima menatap curiga.
"Iya, memang ada yang lucu tadi," Deolinda tersenyum.
"Apa?" tanya Dimas penasaran.
"Rose tadi basah kuyup," Deolinda tersenyum, semua yang mendengar merasa bingung.
"Bagaimana bisa?" tanya Darren.
"Tadi aku menyiram balik dia, karena dia berusaha menyiram aku." Deolinda tersenyum.
"Tapi kenapa kamu tidak basah?" Dimas merasa bingung.
"Karena aku menghentikan air," Deolinda keceplosan dan terdiam.
"Maksudnya menghentikan air?" Bima terkejut mendengar perkataan Deolinda, Deolinda bingung harus menjawab apa. Deolinda hanya terdiam.
"Bagaimana kamu bisa menghentikan air, apa maksudnya?" tanya Darren memegang pundak Deolinda.
"Ya bisa, keajaiban." Deolinda tersenyum.