Deolinda

Widayanti
Chapter #18

Acara amal #18

Bel pulang sekolah berbunyi mereka menunggu di parkiran, Deolinda teringat perkataan Ruben.

"Oh iya Hen, tadi aku bertemu Ruben. Kata Ruben, besok acara amal dilakukan?" tanya Deolinda dengan bingung.

"Astaga, aku lupa memberi tahu kamu. Setelah Ruben serahkan semua proposal ke kepala sekolah, kepala sekolah ingin dipercepat. Semua sudah dipersiapkan, besok kita lakukan sesuai rencana." Heni menjelaskan dengan rinci.

"Bagian aku ke panti asuhan bagaimana?"

"Kita bertiga sudah selesaikan," Nia tersenyum menatap Deolinda.

"Terima kasih semuanya," mereka berpelukan, Darren turun dari mobil.

"Deo, ayo kita pulang."

"Iya kak, bye." Deolinda tersenyum.

"Bye Deo," ucap ketiga sahabat Deolinda secara bersamaan, Deolinda masuk ke dalam mobil. Darren pergi dari sekolah, Deolinda menatap Darren dengan bingung.

"Kakak besok sibuk tidak?"

"Sepertinya tidak, memang kenapa?"

"Acara amal dipercepat, besok diadakan. Mama pasti sibuk, jadi tidak mungkin datang." Deolinda menjelaskan.

"Ya sudah, besok aku yang datang." Darren tersenyum.

"Terima kasih kak," Deolinda tersenyum, mereka sampai di rumah. Deolinda merasakan sakit di perutnya, Darren yang melihat Deolinda kesakitan jadi khawatir.

"Kamu kenapa? Kita ke rumah sakit sekarang."

"Tidak kak, aku sudah punya obatnya." Deolinda mengeluarkan botol dari sakunya.

"Kamu yakin tidak mau ke dokter?"

"Iya kak, kita tidak perlu ke dokter." Deolinda tersenyum dan meminum sedikit obatnya, perlahan rasa sakitnya hilang.

"Sudah hilang rasa sakitnya, ayo kita masuk ke rumah." Deolinda tersenyum dan turun dari mobil, Darren juga turun dari mobil.

"Ya sudah, kamu langsung istirahat."

"Iya kak."

Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing, Deolinda masuk ke dalam kamar mandi. Deolinda mengunci pintu, Deolinda berendam ke dalam air dan merasa mengantuk. Deolinda tertidur.

"Deo kamu di kamar mandi?" Darren mengetuk pintu, Deolinda terbangun. Deolinda terkejut karena tertidur di kamar mandi.

"Iya kak, ada apa?" tanya Deolinda bingung.

"Aku khawatir, dari tadi aku panggil tidak ada suaranya."

"Maaf kak, Deo ketiduran."

"Cepat turun, kita makan malam bersama."

"Iya kak, sebentar lagi Deo turun."

Deolinda keluar dari bathtub, Deolinda mengeringkan ekornya. Deolinda turun ke bawah, Deolinda makan malam bersama Darren dan kedua orang tuanya.

Lihat selengkapnya