"Jadi gini Mbak Mira, Bu Santi, meminta saya untuk meruqyah Mbak Mira atas permintaan Bapaknya Mbak Mira. Karena katanya, Mbak Mira itu sulit mendapatkan jodoh, susah untuk menerima laki-laki. Ditakutkan ada sesuatu di dalam badannya Mbak Mira,” jelas Pak Kamil.
“Apa?" ucapku terkejut. Sontak aku langsung menoleh ke Bu Santi.
Sesuatu? Sesuatu apa ya, Pak?” tanyaku.
“Sesuatu yang gaib Mbak. Seperti misalnya, pelet atau sejenis itu,” jawab Pak Kamil.
“Pelet?” tanyaku heran.
“Iya Mira, enam bulan yang lalu keponakan Ibu juga sama kayak kamu, susah nerima laki-laki, selalu nolak kalo dideketin. Akhirnya bikin dia jauh dari jodohnya, terus katanya ada yang bilang dia dipelet, jadi ingetnya cuma sama laki-laki yang pernah dia tolak. Tapi untungnya Ibu bawa dia ke sini, ketemu sama Pak Kamil, terus diobatin. Alhamdulilah ga nyampe setahun dia ketemu jodohnya terus nikah,” terang Bu Santi.
“Udah Mir, kamu ga usah mikir yang aneh-aneh. Kamu ikutin aja arahannya Pak Kamil, siapa tau pulang dari sini kamu dapet jodoh,” celetuk Mbak Ratih.
“Iya, Mira. Pak Kamil juga sekalian mau membuka cahaya di wajah kamu. Biar aura kamu keliatan, jadi laki-laki juga seneng liat kamu,” sambung Bu Santi.
Aku mengernyitkan dahiku lagi. Memang dulu Bapak pernah mengatakan kalau aku harus diruqyah, namun aku yang kurang yakin, tidak begitu serius meresponsnya.
“Ya sudah, ini airnya silahkan diminum dulu. Mbak Mira tenang saja, Ini air suci,” ungkap Pak Kamil.
Aku pun meminum air suci yang dikatakan Pak Kamil itu.
“Gimana Mir?” tanya Mbak Ratih ketika aku selesai meminumnya.
“Gimana apanya, Mbak?” tanyaku balik.
“Ya rasanya,” jawab Mbak Ratih.
“Rasanya ya, kayak air putih biasa, cuma agak sedikit asin,” jawabku jujur.
“Iya, itu kan sengaja dikasih garam sedikit,” sahut Bu Santi.
“Ya sudah, kalo gitu silahkan masuk ke kamar sini,” ucap Pak Kamil.
“Ke kamar, Pak?” tanyaku terkejut.
Kenapa aku harus masuk ke kamar? Dan kenapa harus di kamar?
“Iya, Mbak Mira tidak usah khawatir, saya ga akan macam-macam. Lagian ini kamar anak saya, kebetulan anak saya ada kegiatan sekolah di luar, saya juga Insyaa Allah iklas untuk membantu Mbak Mira,” jawab Pak Kamil.