Destiny

Reva Lenathea
Chapter #3

Ayah dan Putrinya

"Bisa gak kamu bunuh aku?"

"Kamu 'kan tahu sendiri kalo bunuh diri itu dosa."

"Aku orangnya taat, jadi kamu tahu sendiri maksudku 'kan, Drey?"

"Aku pengen mati tapi kalo bunuh diri masuk neraka."

Kemudian handphone Andrey bergetar, seseorang misterius yang men-chat pemuda yang rambutnya sepenuhnya pirang karena pigmen mendiang sang ibu tersebut memperhatikan baik-baik.

Pulpen yang sudah ada di tangannya ia guratkan ke kertas yang juga sudah ia siapkan. Andrey tegang, detak jantungnya selaras dengan gebukan drum machine dari alunan lagu Atrocity Exhibition yang dibawakan oleh band Joy Division.

Dengan gemetar ia mencatat nomor tersebut.

Gray, yang ada di sampingnya memperhatikan, ia juga berkeringat. Dan tak kalah tegang dengan Andrey.

Sebelumnya di pagi hari Andrey mendapat telpon mendadak dari nomor yang men-chat serta mencoba menghubunginya tersebut, suara tersebut adalah Michihiro yang seharusnya sudah mati. Andrey dan Grey tidak mungkin salah orang, sebab mereka sudah mendengar suara bintang dewasa tersebut melalui adegan dewasa yang Michihiro mainkan di video yang mereka tonton ketika menyelidiki perihal kaitan mimpi Andrey dengan kematian Michihiro.

Andrey menekan tombol yes di handphonenya, memejamkan mata saking tegangnya, Gray langsung berlari dan bersembunyi di kolong, kepalanya terantuk, ia mengaduh, suaranya amat keras.

"Jangan berisik!" Teriak orang dibilik sebelah. Ya, Gray dan Andrey berada di warnet. Andrey dan Gray berada di warnet untuk menggali informasi tentang Michi, demikian kini Andrey, Gray dan Anindita memanggil Michihiro. Tapi tak secuilpun info yang mereka dapat.

"Kenapa kau angkat!" Gray yang masih merinding mencoba keluar dari kolong meja, "Kamu berisik aja!" Suara bentakan dari Gray membuat orang dibilik sebelah kembali mengomel.

"Kau tahu kan orang yang selalu aku rasuki dalam alam mimpi pasti akan mati?" Tanya Andrey.

"Ya." Jawab Gray sambil mengangguk sekaligus masih merinding.

"Makanya aku yakin Michi sudah mati dan aku pun yakin yang menelepon bukan dia."

Gray terdiam sesaat, kemudian ia bertanya:

"Teleponnya masih nyambung?"

"Masih." Andrey menjawab sambil memperlihatkan panggilan WhatsApp yang masih berjalan.

"Coba kita lihat salah satu video Michi, kita bandingkan." Saran Gray

Andrey membuka salah satu video Michi, tiba-tiba rintihan dari Michi terdengar keras, Andrey dan Gray kaget, mereka lupa video akan langsung memutar sesuai saat video dimatikan, tapi bukan itu yang membuat dua sahabat itu panik, suara video yang lupa dikecilkanlah yang membuat keduanya panik.

Lihat selengkapnya