Destiny

Rere Valencia
Chapter #12

PlotHole: Bagian 2 (Penawaran dan Dunia Baru)

Ini pertama kali Andrey dan keluarganya serta Gray berkonfrontasi langsung dengan Anindita, Anindita yang ditawari duduk oleh Maya lebih memilih berdiri dan mempersilahkan Maya untuk duduk karena kursi sudah penuh.

Kemudian mereka pun membicarakan semua, Anindita membeberkan semuanya, semuanya rata-rata yang sudah Andrey dan keluarganya serta Gray ketahui. Tapi tiba-tiba Anindita meminta maaf, jika apa yang akan ditawarkan sangat kurang ajar, ia sendiri sebelumnya meminta izin apakah diperbolehkan mengucapkannya. Andrey yang penasaran pun bertanya,

"Apa itu?"

Yang langsung dijawab Anindita,

"Ada perjanjian antara aku dan Gelap, eksistensi dunia mu sekarang akan ditiadakan."

"Sebagai gantinya kau akan hidup di dunia idaman yang waktu itu sempat kau singgahi."

"Tapi itu akan mengisolasimu dari Alam Akhirat dan Surga juga Neraka."

"Dan itu sebanding dengan sudah menjalani eksekusi mati."

"Apakah kau mau?"

Mendengar kata-kata itu Andrey emosi dan sudah ancang-ancang menghajar Anindita.

"Yang benar saja!"

Trilia dan Gray juga Maya berusaha menahan Andrey, agar Andrey tidak berbuat lebih jauh lagi.

"Jika itu yang terbaik, kami gak masalah kok."

"Lagipula kami ini sebenarnya hanya pemain extra atas kehidupan mu sebagai Malaikat Terang Luciel."

"Lagipula Anindita pasti tahu yang terbaik."

Jelas Gray mencoba menenangkan Andrey.

"Tapi..."

Andrey mulai menangis.

"Kalau eksistensi kalian dihilangkan itu sama saja kalian mati. Bahkan lebih buruk dari itu."

"Lagipula mereka yang ada di dunia sana sikapnya bertolak belakang dari kalian."

"Maya pun tidak ada disana dan digantikan seorang wanita yang aku rasa sebagai ibu."

"Todd pun telah meninggal."

Maya terkejut, bukan karena eksistensinya yang hilang di dunia tersebut, tetapi karena ia mendapati disana Todd sudah tiada.

Lalu Andrey teringat Yessica dan kebahagiaannya dengannya, dalam sekejap mata tiba-tiba ia merubah keputusannya dari tidak mau menjadi mau.

Lagipula meski ada banyak yang hilang, Andrey tahu betul kehidupannya disana jauh lebih baik, meski ada yang mengganjal dimana sikap Thom yang berubah menjadi arogan meski Andrey bersyukur juga adik tirinya itu telah menjadi pribadi yang normal.

Andrey diam sejenak, kemudian dengan tatapan tajam ia berkata,

"Ya, aku mau."

***

Andrey terbangun, seingat dia terakhir dirinya sedang bersama Anindita yang memberikan penawaran dan ia terima. Perasaan Andrey mulai takut, takut jika seandainya kini dunianya sudah berubah, tapi ada hal lebih besar di hati Andrey, sebuah tanya,

"Kenapa Anindita menawarinya penawaran yang seolah membuatnya egois seperti itu?"

"Tuhan tak mengambil keputusan egois."

Pikirnya.

Thom mengetuk pintu, dari nada bicaranya memang Thom yang sombong dan angkuh, dan tentu normal tak seperti di dunia yang Andrey sayangi.

Thom membangunkan Andrey agar ia bersiap-siap pergi ke sekolah, Andrey pun teringat pekerjaannya sebagai penjaga perpustakaan sebuah Sekolah Menengah Atas.

Wanita yang Andrey rasa adalah ibunya pun juga ikut membangunkan, tapi lagi-lagi Andrey tidak bisa mengingat nama wanita tersebut, mau berusaha diingat seperti apapun pada akhirnya bagai seseorang yang tak mengingat mimpinya, Andrey benar-benar lupa nama wanita tersebut.

Lihat selengkapnya