Andrey menarik nafas panjang, ia baru saja pulang kerja, tapi bukan itu yang membuatnya menghela nafas, bukan soal Gray yang memprihatinkan, itu memang masih jadi beban pikiran, tapi ada hal lain yang saat ini dipikirkan oleh nya, yaitu bagaimana caranya agar Yessica mempercayai ucapannya, ia berniat menceritakan semuanya pada kekasih nya itu kemudian mengajaknya ke dunia asal nya.
Rasa terkejut dari Yessica, menertawakan, menganggap sebagai pembohong, menyepelekan, mengabaikan cerita, apapun semua reaksi dari Yessica siap diterima oleh Andrey, tapi Andrey masih saja merasa minder untuk menceritakan hal yang seolah omong kosong namun sebenernya fakta itu.
Mangkok bakso masih penuh, Andrey sendirian di rumah, di malam Minggu, tentu saja Thom sedang jalan dengan Reva, Gita pun belum kembali. Dalam kesendirian, dengan hawa hawa konyol, Andrey memikirkan dan membayangkan berbagai macam reaksi dari Yessica, kekasihnya.
Hingga berjam-jam dan makin larut, Andrey masih dalam kondisi yang sama, ia lupa malam itu seharusnya ia bertelepon dengan Yessica. Ya, mereka berdua memang merencanakan untuk bertelepon mesra di malam Minggu minggu ketiga kali ini, kemudian baru besoknya mereka akan menghabiskan waktu berdua sebebas-bebasnya.
Yessica pun akhirnya menelepon, Andrey yang sedang buang air kecil di kamar mandi tidak mendengar, Andrey baru sadar kekasihnya itu menelepon sesaat ia selesai, saat itu ada perasaan dari batin Andrey untuk menceritakan saat itu juga lewat telepon tapi nurani Andrey berkata, masalah seserius itu seharusnya didiskusikan secara langsung, bukan lewat telepon.
Andrey juga ingin menceritakan itu dengan bertatap muka sehingga bisa melihat reaksi kekasihnya secara langsung.
"Halo."
"Maaf, Yang. Tadi aku habis pipis."
Andrey membuka percakapan, tentu ia tidak mengatakan bahwa ia lupa kalau malam Minggu kali ini akan ada telepon mesra antara mereka berdua, jelas, Andrey tak ingin Yessica tahu kalau dirinya kelupaan, secara komedi bisa bisa dirinya dijadikan sate oleh Yessica.
Yessica menjawab tidak masalah, setelah itu pun keduanya mengobrol mesra, Thom sendiri mengirim pesan Whatsapp bahwa dirinya menginap di hotel dengan Reva, jadilah malam Minggu kali ini Andrey sendiri di rumah, bertelepon intim dan mesra dengan kekasihnya, Yessica.
Mereka juga membahas tentang rencana esok untuk menghabiskan waktu berdua mulai dari pagi sampai larut lagi. Andrey pun mengobrol mesra dengan Yessica sampai larut malam.
Di dunia saat ini Andrey tidak lelah meski mengobrol berjam-jam dan esoknya akan amat sibuk berkencan hingga lelah dengan Yessica, seperti yang pembaca tahu, itu disebabkan kecemasan akut nya dimana ia menyebutnya dengan istilah kejang sudah hilang.
Sebenarnya di dalam hati terdalam Andrey amat bersyukur dengan hilangnya penyakit yang amat merepotkan dirinya itu, tapi dirinya sangat muak dengan sistem yang ada di dunia nya saat ini, sehingga ia ingin segera pergi dan mengajak Yessica serta.
Rasa untuk mengajak Gray pun sempat kembali muncul di benak Andrey namun berusaha ia abaikan karena masih ada Gray lain di dunia yang satunya. Andrey kembali takut akan ada hal yang tak diinginkan, serta muncul masalah jika saja ada dua Gray di dalam satu dunia yang sama.
***
"Jadi seperti itulah."
"Aku gak tau Andrey yang aslinya dari dimensi ini sekarang dimana."
"Dan maaf banget aku udah ngejutin kamu dengan cerita ku ini."
"Tapi aku berani bersumpah itu semua fakta."
Yessica hanya terdiam mendengarkan kata-kata Andrey. Ia berusaha menghargai kekasihnya yang sejak tadi menggebu-gebu.
Kemudian Andrey merogoh sakunya,
"Ini ada alat yang bakal buktiin kalo kata-kataku ini nyata."
Andrey terkejut karena tidak mendapati alat pemberian Anindita di sakunya.
Dalam batin Andrey menggumam,
"Waduh, lupa kubawa."
Dengan nada panik Andrey berkata pada Yessica,
"Tapi aku serius, Sayang."
Yessica yang tadinya berusaha menahan tawa untuk menghargai kekasihnya itu pun akhirnya tak kuasa menahan tawa. Wanita cantik jelita tersebut tertawa terbahak-bahak. Sambil terkekeh.