Acara sambutan dari Steven pun berlanjut, semua yang ada di ruangan pun berdiri dari sujud, tidak terkecuali Andrey. Awalnya semua berjalan lancar, hingga dari bagian kru ada yang mendekat ke panggung dan membisiki asisten dari Gita sesuatu, kemudian asisten dari Gita tersebut membisikkan sesuatu pada Steven. Setelah mendengar bisikan Andrey melihat Steven nampak tersenyum puas, seolah ada sesuatu baginya untuk dijadikan bahan rundungan.
"Eh, maaf. Ini maaf ya para fans." Steven membuka percakapan.
"Tadi kayaknya ada yang telat sujud ke yang mulia Sagitarius."
Andrey terkejut, ia sadar ia akan kena masalah. Tapi ia tidak takut, ia hanya mengkhawatirkan Yessica yang bisa terbawa, karena ia bersama dengan dirinya.
Steven pun melanjutkan,
"Coba kru putar cctv nya."
Beberapa detik semua menunggu, Andrey tidak bisa bergerak karena mengkhawatirkan Yessica sebab takut ia akan ikut dirundung atau apapun perlakuan yang tak ingin Andrey bayangkan terjadi pada kekasihnya tersebut.
"Memang gak keliatan ya kalo dari sudut itu."
"Tapi coba lihat ke cermin."
"Pemuda dengan kaos merah hitam bertulis "Destiny." itu telat beberapa detik sebelum ia ikut sujud."
Sorot lampu pun diarahkan pada Andrey. Andrey kini benar-benar khawatir dengan situasi yang akan terjadi beberapa menit ke depan.
Ia melongok kemudian memperhatikan Yessica, nampak Yessica tidak bereaksi apapun juga.
Andrey sudah mulai membayangkan hal terburuk, dan kemudian tiba-tiba Gita berkata,
"Tidak apa-apa. Itu Andrey."
Semua terkejut dan langsung sujud pada Andrey, tak terkecuali Steven. Steven kini ketakutan akan diberikan hukuman, pun dengan kru yang tadi melapor dan asisten Gita yang tadi membisiki Steven. Mereka ketakutan akan kena hukuman berat.
Hanya Yessica yang tidak bersujud, Andrey terkejut kemudian mengatakan bahwa kekasihnya tersebut akan terkena masalah jika tidak ikut bersujud.
Tapi Yessica berkata...
Lalu scene beralih ke salah satu pengunjung yang berbisik pada teman di sebelahnya,
"Jadi itu Andrey, putra mahkota."
"Iya. Jangan keras-keras. Bisa-bisa kita ditembak di tempat."
"Jadi wanita cantik yang ada di samping nya?"
"Tentu itu Yessica, yang kelak akan jadi permaisuri."
"Bukannya kamu tadi menggodanya saat dia tadi beli es krim."
"Iya. Tadi dia tidak bersama Andrey. Lagipula bersama dia pun kita tak mungkin mengenalnya. Andrey jarang keluar rumah."
"Ya. Kau benar."
Scene kemudian kembali ke Andrey dan Yessica. Andrey kini paham sebagai calon istri Andrey, Yessica tidak perlu bersujud.