Destiny

Rere Valencia
Chapter #20

Straygen dan Gray

Sejak tahu dirinya adalah putra mahkota, sikap Andrey berubah jadi lebih sok, ia mulai bersikap seperti Thom di dunia yang sekarang, pagi pun saat dia membeli gorengan di tukang gorengan langganannya, ia melempar uang pas untuk membayar dagangannya dan langsung berlalu pergi begitu saja, membuat pedagang gorengan yang beberapa bulan terakhir menganggap sikap Andrey membaik karena sikap Andrey di dunia tersebut pada dasarnya sok dan angkuh, kecewa.

Andrey tidak sadar akibat hal tersebut Andrey asli perlahan-lahan mulai sadar dari tidur panjangnya. Para malaikat terkuat pun hampir tidak bisa membentung energi negatif dari Andrey dari dunia yang kini Andrey tinggali.

Andrey di dunia tersebut yang lebih akrab dipanggil dengan nama belakangnya, Straygen. Sudah mulai mengigau dan menggerakkan jari-jemarinya tanda awal-awal terbangun, kebanyakan malaikat terkuat merasa panik, termasuk yang terkuat dari yang terkuat, Mikha. Ia sendiri dengan hawa negatif Straygen yang sekarang secara pribadi menilai dirinya tidak akan sanggup untuk menghadapi Straygen.

Anindita kemudian datang, Mikha dan para malaikat lainnya bersujud, dalam sekejap dengan kehendaknya ia kembali menidurkan pulas Straygen. Tapi wajah Anindita nampak menunjukkan kerisauan yang amat besar, ia mengatakan pada Mikha bahwa jika Andrey memiliki sebiji sawi saja dalam hatinya yang berkaitan dengan kesombongan dan keangkuhan serta rasa kecewa pada takdir, berdasarkan aturan yang ia tetapkan bersama Sabda dulu, Straygen tidak akan bisa dihentikan.

"Aku mau memberitahu kondisi Gray dari dunia Andrey berasal pada dirinya." Ucap Anindita setelah memberitahu ketidaksanggupan dirinya mengatasi Straygen akibat aturan yang ia tetapkan dengan Sabda dulu.

"Apa Andrey tidak akan terpukul?"

"Justru dia akan semakin bertekad pulang, kan?"

Tanya Mikha yang dijawab Anindita sambil berlalu,

"Itu memang sudah seharusnya."

Meninggalkan rasa tanya yang begitu dalam pada diri Mikha dan para malaikat terkuat lainnya.

Sedangkan Andrey sedang menikmati gorengan yang dibelinya, kini rasa angkuh serta kesombongannya sudah menghilang akibat kehendak Anindita, Andrey sendiri memakan gorengan sambil membaca sebuah artikel di Google, sebuah kebiasaan yang dibawanya yang tidak dimiliki oleh Straygen, membuat Thom dan Gita sedikit curiga dimana Gita diam-diam memerintahkan Thom dan Yessica untuk mengawasi Andrey, yang secara diam-diam ditolak oleh Yessica.

Thom memandang Andrey yang sedang makan gorengan, tadi... selama beberapa menit ia kembali melihat sorot mata kakak kandungnya yang ia kenal dulu, tapi beberapa detik yang lalu sorot mata kakaknya tersebut kembali pada sorot mata yang baru dikenalnya tak begitu lama.

Hati Andrey sendiri sedang fokus membaca artikel, pikiran, hati dan jiwanya sekarang bersih dan murni, yang ada di dalam dirinya hanya artikel yang sedang ia baca, ia sedang membaca artikel teori sebuah manga yang sedang ia gandungri. Manga One Piece, dimana di dunia yang ia kini tinggali bertema desa ninja layaknya manga Naruto, manga Naruto sendiri kini di dunia tersebut bertema distopia cyber punk yang cukup futuristik dimana tokoh-tokoh nya menggunakan ilmu santet untuk saling mengalahkan musuh.

Tiba-tiba, saat masih lanjut untuk membaca teori-teori fans akan manga One Piece yang ia baca ia merasakan sesuatu yang aneh, ia yang sejak tadi tanpa mengubah sudut kepala bisa melirik Thom yang sedang mengawasinya merasa Thom sama sekali tidak bergerak, diam pada posisi kaku yang sama, dan saat itu juga Andrey baru sadar bahwa waktu terhenti, hanya dirinya yang bisa bergerak.

Kemudian muncul lah Anindita entah darimana.

Andrey tidak terkejut karena sejak awal ia datang ke dunia tersebut sudah diberitahu oleh Anindita bahwa seperti itulah cara dirinya datang.

***

Andrey menangis sesenggukan, tak sekali dua kali ia menjerit sekuat tenaga, Anindita hanya bisa diam, ia pun menunduk, meski Anindita tak menunjukkan air matanya tapi pada jiwa terdalam, Andrey yang sedang dalam rasa tidak karuan yang luar biasa itu tahu bahwa Anindita pun kini merasakan rasa tidak menyenangkan yang tak terkira pula.

"Bagaimana bisa?"

Tanya Andrey itu dijawab hening oleh Anindita.

Lalu dengan nada terpatah-patah Andrey bergumam,

"Bagaimana bisa ayahku membunuh Gray?"

"Ini tidak mungkin."

Lihat selengkapnya