"Kau mau nipu aku ya?"
"Pak Straygen harusnya kerja yang bener supaya bisa buktiin diri sebagai putra mahkota."
"Kalo modelan putra mahkota yang pinter ngarang cerita fantasi gini, mending jadi penulis manga aja sana."
"Kalo mau bohongin orang liat dulu umur yang dibohongin, lah."
"Ini saya masih respek, loh."
"Bukan karena anda. Andrey Straygen. Adalah putra mahkota."
Ucapan panjang lebar dari Gray itu hanya dibalas diam oleh Andrey, Andrey yang baru sadar di dunia tersebut dirinya lebih sering dipanggil dengan nama belakang menekan alat yang beberapa detik lalu ia rogoh dari sakunya.
Muncul Anindita dalam sekejap, Gray terkejut, namun kemudian ia berkata,
"Pasti ada triknya, nih."
Gray memutari Anindita, mencari apakah ada tirai atau pintu tersembunyi di sekitar pria tua dengan rambut penuh uban tersebut.
"Gak bakal ketemu apa-apa, Gray."
"Aku juga tadinya gak percaya."
"Akhirnya aku dibawa ke dunia asal Andrey yang ini."
"Dan akhirnya aku percaya semuanya nyata."
Ungkap Yessica menjelaskan sedikit panjang lebar.
Dengan sedikit tak percaya Gray nyeletuk sambil menjitak berkali-kali kepala Anindita,
"Ini beneran Tuhan yang maha kuasa?"
"Kok bisa aku bebas pukulin gini?"
Anindita hanya tersenyum, dan tiba-tiba saat Gray menjitak lagi justru dirinya yang merasakan sakit, kepalanya nyeri seperti orang dijitak.
"Aduh... Kok kepala aku yang sakit."
Saking penasarannya Gray pun mencoba lagi untuk menjitak Anindita, tapi lagi-lagi kepalanya sendiri yang merasakan sakit.
"Kok, bisa?" Gray bertanya-tanya sekaligus mengaduh karena sakit yang ia rasakan di kepalanya.
"Itulah karma. Siapa menabur ia menuai."
"Dan mau tahu karma mu kali ini ekspress."
Jawab Anindita yang disambut gelak tawa Andrey dan Yessica.
"Gak mungkin."
"Kalaupun bener Tuhan, Tuhan gak pendendam."
Keluh Gray masih tak percaya.
"Bukan mendendam. Tapi bukannya kamu butuh bukti?" Ucap Anindita.
"Yang bisa bikin karma ekspress datang ke kita tanpa terikat waktu dan masa ya cuma Tuhan, Gray."
"Kamu waktu mata pelajaran agama di sekolah kemana?"
Ucap Yessica sambil sedikit meledek Gray, sebab dari tidak pahamnya Gray tentang hukum karma ekspress yang hanya bisa dilakukan Tuhan, terlihat sekali jika Gray bisa dibilang tidak mengikuti pelajaran agama di sekolah.
Sebetulnya itu juga sedikit mengejutkan Andrey, sebab di dunianya ada berbagai macam agama dan keyakinan dengan berbagai macam Tuhan dan tata cara ibadah yang berbeda, namun Andrey sekarang juga mengerti dunia dengan satu agama dan keyakinan yang benar pun belum tentu membuat seisi semestanya menjadi benar, contohnya adalah dunia Andrey saat ini, seisinya memang menyembah Tuhan yang benar tapi bagi Andrey moralitas mereka hancur, baik dari peraturan kasta dimana amat merendahkan dan juga aturan hidup semisal aturan tak masalah seks di depan umum. Andrey sadar di tiap dunia ada kelemahan dan kelebihannya masing-masing.
Anindita menepuk-nepuk pundak pundak Andrey, ia mengatakan bahwa ia amat setuju dengan pemikiran Andrey, Andrey tak terkejut karena Anindita adalah Tuhan, lalu Anindita yang tahu Yessica dan Gray kebingungan membuat Anindita meminta pada Andrey untuk menceritakan isi kepala dan hatinya,
Andrey pun menceritakan isi pikirannya, Yessica setuju, pun Gray yang juga baru percaya Anindita adalah Tuhan, Yessica dan Gray heran pemuda seperti Andrey adalah raja iblis yang akan dan harus dieksekusi mati, mereka berpikir, "Apakah tidak ada jalan bagi Andrey untuk diampuni?"
Terlebih Yessica, tentu ia berduka, meski ia tahu Andrey yang asli kekasihnya bukankah Andrey di hadapannya dan Andrey yang ada di hadapannya adalah Andrey utama yang akan menjalani eksekusi mati kelak, tapi ia tahu Andrey tetaplah Andrey, tak peduli ia Andrey utama ataupun yang biasa dipanggil Straygen, kekasihnya.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?"