Andrey meringkuk dalam selimut, hari sudah siang, menunjukkan pukul 2 lebih, sudah sesiang itu dirinya belum bangun, sebab kejang kecemasannya timbul kembali. Maya dan Trilia yang sudah tahu bahwa itu berkaitan dengan Thom yang kini sudah tiada bingung, bersama mereka menanyakannya pada Anindita, tapi jawaban Anindita yang berhubungan dengan distorsi waktu membuat semuanya tak begitu paham, Thom yang berasal dari dunia kasta pun, yang paham serta cerdas dan langsung memahami kejang kecemasan pada Andrey serta mimpi-mimpi yang dialami kakak kandung beda dunia tersebut pun kebingungan.
Penjelasan dari Anindita yang tidak memuaskan membuat Andrey menyesali keputusannya dirinya untuk pulang ke dunia tersebut. Andrey lupa bersyukur bahwa sekarang ia dikelilingi orang-orang baik hati yang siap melindunginya dari Gelap, Esu dan anak-anak buahnya, bahkan Trilia dan yang lainnya pun bersedia menghajar Todd jika orang yang merupakan ayah kandung Andrey dan dirinya tersebut membahayakan Andrey, bahkan meski Andrey tak rela jika Todd disakiti, contohnya adalah operasi penangkapan Todd yang gagal kemarin.
Andrey tetap berselimut, ia menggigil, ia berusaha tidur lagi, ia kali ini tidak bermimpi, ia pun sempat menanyakannya pada Anindita, yang dijawab, mimpi pasti akan kembali, dan tentu Andrey akan merasuk lagi, dan itu dalam waktu dekat.
Bagaimanapun Andrey butuh tidur untuk menghilangkan rasa aneh yang ia sebut kejang yang sedang menguasai tubuhnya sekarang, tapi suara sekecil apapun bisa ia dengar, entah mengapa setiap ia merasakan perasaan tidak enak tersebut indra pendengaran, penciuman dan penglihatannya jadi lebih sensitif.
Ia pun bisa mendengar Gray dan Thom yang sedang mengasah kemampuan mereka dimana Terang mengawasi, Trilia dan Yessica yang sedang mengobrol, serta televisi yang sedang dinyalakan dimana ia sesekali bisa mendengar Maya mengomel karena kesal dengan karakter di sebuah sinetron yang sedang ditontonnya.
Andrey yang kini merasa gerah mengenyahkan selimut yang ia pakai, ia pun berbalik arah tidur, dilihatnya gorden tipis yang menutup jendela kamarnya dimana ia dengan jelas karena kesensitifan matanya dapat melihat burung-burung yang terbang melintas di awan biru.
Andrey pun menggumam dalam hati,
"Seandainya aku tidak pulang..."
"Seandainya aku tidak minta kembali ke dunia yang ini..."
"Pasti Thom yang satunya masih ada sekarang."
"Pasti dunia dengan sistem kasta itu tidak akan musnah."
"Sagitarius, maksudku ibu..."
"Raja Esu..."
"Trilia, kakak Gray..."
"Maya, ibu Gray..."
"Maaf, karena keegoisanku..."
"Kalian telah musnah."
Hati Andrey pun menjadi melankolis, ia menangis batin, tapi air matanya tidak bisa keluar, entah mengapa. Andrey berpikir Anindita seolah berkehendak supaya Andrey menangis di dalam hati saja, dan itu rasanya lebih menyiksa dari pada menangis pada umumnya.
Dengan terus mendoakan supaya orang-orang dari dunia kasta yang sudah punah mendapatkan tempat terbaik meski Andrey yakin jika orang-orang dari dunia kasta kini berada di dunia yang lebih baik sama saja Anindita mengkhianati perjanjian dengan Gelap, Andrey terpejam, ia terus mendoakan mereka sambil berusaha untuk tidur.
Perasaan Andrey sangat tidak karuan saat ini. Ia tidak masalah dengan aktifitas Thom dan Gray yang sedang berlatih, tapi Yessica yang sejak tadi sedang mengobrol dengan Trilia menggangu dirinya. Perasaan Andrey yang juga kini sensitif mirip indera miliknya menjadi risih, tepatnya kikuk dengan obrolan kedua wanita dua puluh tahunan tersebut. Apalagi di dunia saat ini obrolan mereka cukup tabu dalam hal moral.
Obrolan yang ia dengar ialah,
"Disini seks harus privat?"
"Aku heran banget."
"Di dunia ku kalau misal cowok kita lagi tegang,"
"Ya, di tempat umum fine fine aja."
Itulah potongan kalimat dari Yessica yang membuat Trilia terkejut, Andrey pun dag dig dug ser takut pengalaman seksualnya dengan Yessica diungkap oleh kekasihnya tersebut.