"Hah...!"
"Hah...!"
"Hah ..!"
"Kenapa aku?!"
"Kenapa aku?!"
Sambil memegang es krim yang meleleh di tangannya Andrey heran dengan dirinya sendiri, tidak seperti biasa, tanpa pikir panjang pria muda tersebut menjadikan kausnya sendiri sebagai lap dari lelehan es krim yang memenuhi tangannya.
Tingkah dan pola pikir Andrey seolah seperti anak kecil, dan saat Andrey melihat pantulan dirinya di genangan air dilihatnya Thom. Jelas dari pola pikir nalar dan sikap, Andrey kini sedang merasuk ke Thom sang adik angkat, yang memiliki gangguan mental dimana ia memiliki kapasitas otak seperti anak kecil.
Andrey heran karena yang ia tahu adik angkatnya itu telah bertukar dengan Thom dari dimensi kasta yang merupakan adik kandungnya. Tapi bukan itu yang paling Andrey takutkan, lagipula dirinya merasa lega jika ia merasuk Thom adik angkat, maka ada kemungkinan Thom itu masih hidup.
Yang Andrey takutkan ialah, hal buruk apa yang akan terjadi pada Thom yang ia rasuki kini. Andrey berpikir pasti 99 persen hal buruk atau kematian, sebab selama ini orang yang ia rasuki selalu mengalami tragedi besar atau pahitnya kematian.
Andrey sadar dirinya sedang bermimpi, karena setiap merasuk pasti ia harus tidur dulu, tapi kali ini ia merasa segalanya seperti nyata. Bahkan tadi ketika ia kaget melihat wajahnya di cermin saat di rumah, dimana ia pertama kali melihat wajah sang adik angkat ketika memastikan wajah di cermin, ia sempat terserempet motor, dan rasanya sama seperti terserempet motor sungguhan.
Meski di dalam hatinya Andrey masih heran kenapa ia merasuk pada seseorang yang seharusnya sudah musnah diakibatkan perjanjian Anindita dengan Gelap, yang ia fokuskan kini adalah tragedi apa yang akan menimpa Thom.
Dengan kaos yang berlumur es krim ia pun melangkah pulang dengan hati-hati, demi keselamatan orang yang ia rasuki kini, orang-orang memperhatikan langkah Andrey yang kini menjadi Thom, mereka tertawa melihat pakaian pemuda tersebut, basah dan lengket oleh cairan es krim rasa coklat.
Sesuai kepribadian Thom, sang adik angkat, Andrey pun menyeka mulutnya yang masih menyisakan sisa es krim dengan tangan, membuat orang-orang di sepanjang jalan yang memperhatikannya semakin geleng-geleng kepala dan tentu membuat mereka merendahkan pemuda tersebut.