“Ayo! Lebih terukur lagi bidikanmu.”
“Pistol itu akurasinya memang berat dengan gaya gravitasi yang saat ini kami buat,”
“Tapi itu demi memudahkanmu saat kau menghadapi Straygen.”
Sebenarnya Andrey ingin menjawab bukan masalah beratnya gravitasi yang membuatnya sejak tadi meleset dalam mengenai target menembak, tetapi lebih kepada akhir-akhir ini, meskipun ia kini ada di surga, bekas kampung halamannya, tapi sejak latihan awal Andrey merasakan kembali merasuk ke dalam tubuh orang lain dalam mimpinya, dan selama berada di surga, dalam mimpi-mimpinya, ia merasuk ke dalam jiwa penduduk surga.
“Mimpiku selalu menjadi pasti, nyata,”
“Bagaimana jika mereka yang nanti aku rasuki dalam mimpi mengalami hal buruk seperti yang biasanya?"
“Ini surga ‘kan? Kenapa mereka harus mengalami hal buruk?”
“Aku memang terkutuk!”
“Padahal ini surga, seharusnya mereka sudah menerima damai sentosa selama-lamanya,”
“Tapi semenjak aku disini…”
“Tadi pagi pun…”
“Tadi pagi pun…”
“Laba-laba yang disini sudah jinak dan tak lagi memiliki bisa tiba-tiba menggigit dan meracuni orang yang telah akrab dengannya,”
“Karena malamnya aku bermimpi menjadi laba-laba itu dan aku merasa terancam,”
Kemarin lusa pun aku bermimpi merasuk pada orang yang mengkonsumsi kakinya sendiri,”
“Karena tiba-tiba ia berpikir ia merasakan kembali rasa lapar duniawi yang tidak terkira,
“Dan esoknya orang yang kurasuki yang bernama Albert memakan kakinya sendiri,”
“Semua kehebohan sudah diselesaikan oleh Anindita dan ia pun mendapatkan kakinya kembali,”
“Laba-laba itu pun sudah jinak. Racunnya sudah tidak ada, dan ia juga sudah akrab kembali dengan pemiliknya,”
“Tapi bagaimana jika nanti malam aku kembali bermimpi dan merasuk, lalu hal-hal buruk kembali terjadi?”
“Dan mengapa sampai sekarang Anindita dan Para Adams tidak mendiskusikannya denganku,”
“Tidak mungkin Anindita tidak tahu bila apa yang terjadi pada laba-laba dan Albert berasal dari aku yang merasuki mereka dalam mimpi,”