Terjatuh ke tanah, Nala ternyata tidak mampu melawan sihir hitam tersebut. Di saat genting dan mendesak, tiba-tiba saja seseorang datang. Orang itu memakai pakaian serba hitam dan melangkah tegap menuju dirinya. Dengan cepat dia merangkul tubuh Nala dan membawanya pergi.
Wush…
Dalam sekejap Nala sudah berada di rumahnya. Dia langsung menoleh dengan tubuh yang limbung. Menaikkan alisnya heran, ternyata yang menolongnya adalah David. Asistennya itu lalu tersenyum dengan bangga, Nala langsung memutar bola matanya. Kenapa dia selalu ada di saat Nala sedang membutuhkan bantuan.
Meletakkan tubuhnya di kursi, Nala mencoba mengatur napasnya, “Bakatmu ternyata sungguh luar biasa.” Tutur Nala.
“Itu sudah ada sejak lahir. Apa yang terjadi? Saya tidak melihat ada yang melukai Putri.” Ucap David sambil mengambilkan segelas air.
“Dia telah bangkit.” Ucap Nala. “Saya bisa merasakannya.” Ucapannya terhenti saat David memberikannya segelas air.
“Ini gawat, kita harus peringatkan semuanya.”
Nala terdiam berpikir sejenak, “Kekuatan saya tidak cukup besar untuk melawannya. Sepertinya kita harus kembali.”
“Lalu bagaimana dengan?” Tanyanya sambil melirik ke arah kamar tempat Tomi dibaringkan.
“Oh, iya. Saya hampir lupa. Apa dia masih tertidur?”
David mengangguk, Nala kemudian berdiri dan menghampiri Tomi. Saat tengah berdiri di samping tempat tidur, Tomi mulai terbangun. Nala yang terkejut, cepat-cepat berbalik ingin pergi.
“Tunggu.” Suara Tomi tiba-tiba menghentikan langkah Nala. “Ck.” Tomi memijat kepalanya yang terasa sakit.
“Minumlah, kepalamu pasti sakit.” Tutur Nala.
“Tunggu.” Ujar Tomi berusaha menghentikan langkah kaki wanita di depannya ini. “Anda yang telah menolong adik saya waktu itu juga bukan?”
Tomi lalu berdiri dan menghampiri Nala. Mereka saling berhadapan sekarang, “Wajah Anda tidak asing. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”
Nala hanya terdiam tidak menjawab, dirinya sendiri pun masih terkejut. “Apa dia bisa melihat masa lalu mereka. Kenapa dia bicara seperti itu?”
Tomi mencoba membaca pikiran wanita yang saat ini mematung di hadapannya dengan tatapan kosong.
“Tidak, kita tidak pernah bertemu.” Dalihnya.
“Lalu kenapa saya bisa berada di sini?”
“Ceritanya panjang, kamu lebih baik bertanya pada David di luar.” Ujar Nala, David lebih tahu kejadian yang menimpa Tomi daripada dia. Tanpa berlama-lama lagi, Nala beranjak ingin pergi. Namun tangannya ditahan oleh Tomi.
Sontak mata Tomi membulat, bola mata hitamnya melihat gambaran akan sesuatu. Kali ini pun kejadiannya sama, dia melihat gambarannya pada masa penjajahan Belanda. Dia melihat dirinya tengah duduk bersama seorang gadis di bawah sebuah pohon besar. Suasana begitu asri, mereka berdua berpegangan tangan begitu mesranya. Namun sayang, dia hanya melihat dari belakang. Tomi memperhatikan sejoli itu dengan seksama. Laki-laki itu pun menoleh ke arahnya, Tomi mengerutkan dahi saat melihat yang berada di sana adalah dirinya. Tapi sayangnya dia tidak melihat siapa wanita yang bersama dengan dirinya di masa lalu itu. Ini aneh, apa yang sebenarnya terjadi.
Nala tiba-tiba saja menarik tangannya membuat Tomi kembali pada kenyataannya. Napasnya langsung terasa berat, matanya terbuka lebar.
“Siapa Anda sebenarnya? Kenapa saya bisa melihat masa lalu saya setiap saya memegang tangan Anda.” Tanya Tomi dalam.
. Nala kaget mendengar, “Masa lalu? Apa maksudnya saat itu? Saat mereka…” Pikiran Nala berputar kesana kemari. Raut wajah lelaki itu jelas terkejut dan bingung. Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa semuanya terjadi secara bersamaan.
“Tuan Putri, Yang mulia Kanjeng Ratu datang.” Ucap David yang tiba-tiba datang.
“Sial, tetaplah disini dan jangan keluar sampai saya pergi.” Tutur Nala.
Dia lalu keluar dan menghampiri sang Ibu, “Yang Mulia.” Tutur Nala.
“Ini dia Tuan Putri yang selalu membangkang. Sepertinya aku terlalu memanjakanmu. Bawa mereka!” Perintah Ratu.
Dengan cepat Nala dan David dibawa oleh prajurit Kerajaan. Mereka dibawa dengan paksa karena Nala telah melakukan kesalahan. Dirinya dan David ternyata terlihat saat menggunakan sihir malam itu. Saat David datang dan mereka berdua menghilang ternyata terekam oleh CCTV. Bodohnya mereka berdua tidak memikirkan akan konsekuensi yang akan mereka dapatkan.
Ainur langsung memperlihatkan rekaman mereka yang tiba-tiba menghilang dari tempat kecelakaan.
“Apa kalian tidak ingin lagi berada di dunia sihir?”
“Maafkan saya Yang Mulia, ini semua salah saya. Silahkan hukum saya.” Ujar David.
“David tidak salah.” Tutur Nala membela anak buahnya, “Dia bekerja di bawah perintah saya. Saya yang akan menerima hukumannya.”