Tak lama berselang, seseorang berlari menghampiri pemimpin itu.
“Tuan Agung.” Ujarnya.
Agung yang sedang melakukan sihirnya sedikit terganggu dengan kehadiran anak buahnya tersebut, “Ada apa?”
Anak buahnya itu lalu membisikkan sesuatu yang membuat Agung terbelalak. Dia langsung menghentikan sihirnya dan mengikuti kemana anak buahnya membawanya.
“Ini.” Ucap Kale.
Agung menatap barang yang ada di bawah itu terus menerus. “Ini adalah serbuk penghilang.”
“Betul, ada yang menerobos ke sini Tuan.”
Raut wajahnya langsung berubah, dia marah sekali akan hal ini. “CEPAT CARI PENYUSUP ITU!” Perintahnya dengan suara menggelegar. Matanya berubah merah karena marah. Dia benci pengkhianat, dia benci penyusup. Akan dia bunuh mereka semua.
***
Mengamati bulan dengan hati yang dalam, Nala bisa merasakan ada getaran yang tidak biasa. Bulan itu seperti pertanda bahwa sesuatu akan terjadi. Menarik napasnya dalam, hatinya terasa aneh. Ada yang mengganjal. Mengabaikan perasaannya, Nala meneruskan makan malamnya yang kali ini dengan menu steak dan anggur merah. Akhirnya dia bisa juga menikmati makan malamnya sendirian.
Tapi baru saja tenang, ponsel Nala berbunyi. Tugasnya sudah menunggu.
Wush…
Dalam sekejap dia telah berada di tempat lain. Di sana ada seorang ibu muda sedang membawa bayinya lunglai. Perempuan itu berjalan menuju sebuah panti asuhan yang berada di ujung jalan. Dinginnya malam membuat ibu dan bayi itu harus bertahan menyusuri heningnya malam. Angin bertiup kencang berputar disekitaran tempat ibu itu berdiri.
Wush…
Nala dan David datang tiba-tiba membuat ibu itu kaget. Dia terkejut bukan main.
David langsung jatuh hati saat melihat bayi itu, “Uh, lucunya.” Tutur David.
Nala memutar matanya kesal, “Ck, cepat. Jangan bertele-tele.” Tuturnya.
“Ok.” Jawab David kemudian mendekati wanita itu, “Anda Nyonya Asih?”
“Betul.” Jawabnya takut-takut, “An…anda siapa?”
“Saya David, dan ini majikan saya.” Ujarnya ramah, “Kami merupakan utusan dari Negeri Bawah Laut Meghana untuk menolong ibu.”
“Menolong? Kalian sedang bercanda ya? Apa ada kamera disini? Jangan-jangan kalian sedang buat prank yang seperti di youtube itu ya?”
Nala tertawa tak percaya, “Dia pikir kita ini youtuber alay itu apa?” Ujar Nala kesal. “Minggir.” Ucapnya menggeser paksa David yang berada di depan Asih.
“Kami mau menolongmu tapi Anda harus memberikan hal yang kami inginkan.”
“Apa?”
“Anda mau hidup nyaman bersama anak ini kan? Tidak perlu pusing memikirkan susu dan popok.”
Mata ibu itu sontak berbinar, “Apa bisa? Saya sangat ingin melakukannya.”
Nala sontak tersenyum miring, “Bagus, tapi ada satu hal yang harus Anda berikan.”
“Apa itu?” Tanya Asih.
“Berikan ragamu untukku.” Pinta Nala dengan menakutkan.
Asih terkejut mendengarnya, jujur dia tidak mengerti maksud Nala meminta raganya. Tapi daripada berpisah dengan anaknya, dia rela menuruti apapun yang diminta perempuan di depannya itu. Apapun akan ia lakukan asal bisa bersama dengan anaknya. Asih lalu menatap Nala, perempuan itu terlihat misterius dan menakutkan. Tapi di sorot matanya ada kehangatan dan kesedihan mendalam.
Tanpa berpikir panjang lagi Asih mengangguk menyetujui permintaan dua orang di depannya ini.
“Ok. Pada saatnya tiba. Kita akan bertemu lagi.” Tutur Nala penuh arti.
Dia dan David kemudian berbalik pergi dari tempat itu,