Destiny Of A Witch

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #23

Pemuja Kegelapan

Keesokan paginya Nala terkejut saat diberitahu kalau Sang Ibu telah memberikan perintah untuk mengeluarkan Tomi dan Indah dari Istana. Nala berjalan tergesa-gesa, dilihatnya kamar Tomi sudah kosong, begitu pun dengan Indah. Tak lama berselang, David menghampiri dan memberitahu kalau Kanjeng Ratu memanggil Nala beserta dirinya.

“Apa yang Ibu lakukan?” Ungkap Nala kesal.

“Aku ingin bicara pada kalian. Tapi yang pertama, kamu David. Aku kecewa karena kamu gagal menghalangi komplotan sihir hitam Agung. Mereka pasti sedang mempersiapkan diri, dan dengan darah wanita hamil itu mereka akan memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat.”

David seketika berlutut, “Maafkan saya Ratu, saya pantas dihukum. Mereka telah menipu saya.”

“Kamu saya bebas tugaskan sampai waktu yang ditentukan. Oleh saya.” Ujar Ainur tegas, “Sekarang kamu bisa pergi, saya ingin bicara dengan Nala.”

David yang merasa sakit hati mau tidak mau menuruti perkataan Ainur, dia sudah gagal menjalankan tugas.

Setelah David keluar, barulah Ainur berdiri dari kursinya dan bersandar pada meja berhadapan dengan Nala.

“Apa yang sebenarnya ada dipikiranmu? Kamu mau jatuh ke lubang yang sama?” Tuturnya.

“Bu, saya sadar kalau semua ini akan sulit. Tapi saya mencintai Tomi. Saya ingin berada di dekatnya.”

“Nala, kamu juga harus sadar kalau kamu akan membuat mereka dalam bahaya. Agung tahu kamu memiliki rasa pada Tomi dan dia menggunakan itu untuk mengancammu.”

Nala terdiam seribu bahasa.

“Kamu tidak bisa selamanya melindungi mereka dan Ibu tidak ingin mengambil resiko. Kalau kamu tetap ingin bersama dengan dia maka tanggung resikonya sendiri.” Ucapan itu seakan menampar Nala, dia harus bersiap dengan apapun yang terjadi karena komplotan Agung bisa datang dan menyerang kapan saja..

***

Haira bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, dia membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi dari tempat itu. Saat sedang menyeduh teh, seseorang tiba-tiba datang memeluknya dari belakang mesra. Lelaki itu menghirup harum tubuh Haira yang begitu menyegarkan.

“Harummu sangat menyegarkan.” Tuturnya.

“Sudah bangun? Mau teh?” Tanya Haira.

“Kopi saja.” 

“Ok.”

Haira lalu membuatkan secangkir kopi untuk lelaki yang bersamanya semalaman. Mencium wangi teh membuat Haira tenang.

“Kamu mau kemana hari ini?” Tanya Haira.

“Saya ada rapat penting. Sepertinya akan sampai larut malam.”

Haira mengangguk, “Berarti kita mungkin tidak akan bertemu dalam waktu dekat. Saya harus kembali menjalankan tugas Kerajaan.”

Angga menatap Haira dalam, “Tidak bisakah kita tinggal bersama?”

Haira jelas menggeleng, “Saya masih harus melakukan pekerjaan. Saya tidak bisa meninggalkannya begitu saja.”

Angga tersenyum, namun di matanya jelas ada rona kecewa, “Baiklah,” Dia menghela napas, “Kalau begitu kita nikmati sisa waktu ini bersama.” Tuturnya duduk di sebelah Haira merangkulnya degan hangat sambil menikmati kopi di pagi hari. 

***

Nala datang menemui Tomi. Kekasihnya itu ternyata dibawa ke rumah yang Nala tempati. Di sana memang akses kendaraan sulit dan tidak banyak yang tahu soal keberadaan rumah itu. Ternyata Ibunya telah memikirkan semuanya dengan seksama. Nala jadi sedikit merasa lega walaupun dia tetap marah. Diam-diam mengintip dari kejauhan, mata Nala berubah jadi sendu. Dia tidak ingin masuk ke sana karena pasti mereka akan bertanya padanya apa yang terjadi.

“Tuan Putri tidak mau masuk?” Sebuah suara tiba-tiba mengagetkan Nala.

Dia menoleh dan ternyata Indah dengan plastik belanjaan hitam baru kembali, Nala jadi canggung, “Hmm… saya hanya ingin meli…”

“Kak Tomi masak tempe penyet dan sayur bayam. Pasti rasanya enak.” Ujar Indah sengaja memancing agar kekasih kakaknya itu mau masuk ke dalam.

Bibir Nala langsung mengecap menelan air liur, “Tempe penyet ya?” Ucapnya malu-malu.

Tak lama berselang, Nala sudah berada di depan meja makan. Tomi pun telah menyiapkan beberapa hidangan. Ada tempe penyet, oncom dengan leunca dan sayur bayam. Menggigit bibirnya gemas, dia sudah tidak sabar untuk memakan masakan kekasihnya itu. 

“Boleh langsung makan?” Tutur Nala.

Lihat selengkapnya