Aku menatap takjub kepada makanan yang disajikan oleh mommy. Mommy membelai rambutku lembut dan mengecup dahiku lembut. Aku tersenyum senang saat menerima kasih sayang mommy yang membuatku selalu bahagia dan melupakan hal buruk yang pernah aku rasakan. Aku seperti merasa kehidupan bahagiaku yang dulu kembali.
"Mommy sengaja buatkan ini untukmu," ucap mommy.
"Woah hebat, aku makan ya mommy," ucapku senang.
“Iya sayang."
Aku memakan makanan yang ada didepanku dengan lahap. Aku benar – benar suka dengan apa yang dia buat untukku. Mommy terus mengamatiku yang sedang menikmati makanan buatannya. Aku memberikan sesuap makananku kepada mommy dan di lahap dengan senang olehnya. Aku bersyukur dipertemukan dengannya. Dia sosok malaikat penyelamatku. Aku rela melakukan apapun untuk membahagiakannya.
*/*
Sudah seminggu mommy pergi menemui suaminya yang bertugas di luar negri. Selama ini aku tidak pernah melihat suami mommy karna dia menetap di Jerman. Mommy mengunjungi suaminya sebulan sekali. Mommy selalu bercerita tentang suaminya yang sangat mencintai mommy. Dia selalu menceritakan kebaikkan suaminya dengan ekspresi yang membuatku melihat sesuatu yang dia tutupi. Kisah yang dia katakan terasa hanya sebuah harapan bukan kisah yang sebenarnya. Itu nampak seperti dongeng. Entah mengapa aku merasakan hal seperti itu, namun aku berusaha menepis tentang fikiran burukku dan meyakini apa yang mommy katakan kepadaku. Mommy dan suaminya belum di karuniai anak. Mommy dan suaminya sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Semua mimpi itu harus di pendam karna mommy dulu pernah terkena kangker rahim dan mengharuskan rahimnya di angkat. Mommy selalu bilang dia bersyukur aku hadir dikeluarganya. Setidaknya dia bisa memilikiku yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri. Aku benar – benar merindukannya. Kalau mommy ada di rumah dia pasti selalu memanjakanku dengan segala perhatiannya. Rumah nampak sepi karna mommy tidak ada. Walau begitu aku tidak berniat keluar rumah seperti yang dianjurkan mommy karna aku masih takut untuk bertemu orang asing sebenarnya. Aku lebih baik menghabiskan waktuku di rumah dengan membaca beberapa buku.
*/*
Keesokkan paginya aku mendapat kejutan. Mommy pulang tanpa memberi tahuku. Aku memeluknya erat karna rasa rindu yang begitu besar padanya. Aku lega dia kembali lebih awal. Aku melihat sosok pria tampan yang berdiri di belakang mommy. Mommy melepas pelukkanku dan beralih memeluk pria itu. Aku menatap bingung ke arah mereka. Tapi sejujurnya ada rasa tidak nyaman saat pria itu nampak aneh dengan tatapannya yang mengarah kepadaku tanpa berkedip.
"Sayang kenalkan ini Joshep Calrk. Dia daddymu," ucap mommy.
Aku beralih menatap pria yang berdiri di sebelah mommy. Dia tersenyum, namun aku bisa melihat senyumannya tidak benar – benar tulus. Seperti ada yang dia sembunyikan.
"Hy Alisha senang bertemu denganmu," ucap pria itu dengan lembut.
Aku merasakan ada sesuatu yang aneh saat melihatnya menatapku dengan intens. Aku merasa tidak nyaman dengan tatapan Joshep kepadaku. Ada firasat buruk yang aku rasakan akan terjadi kepadaku, namun aku berusaha menepis perasaan itu karna mommy. Aku harus menerima Joseph sebagai daddyku mulai sekarang. Karna aku tidak ingin membuat mommy kecewa. Aku yakin ini hanya karna traumaku yang belum sembuh benar sebenarnya.
"Hy Jo..hmm daddy. Selamat datang di rumah," ucapku ragu.
"See kau bisa merasakan kebahagiaannya? Oh darl mulai sekarang kita akan di sambut oleh anak kita. Aku bahagia sekali dan aku yakin kamu juga bahagia dan menyukai Alisha," ucap mommy senang.
Aku tersenyum melihat mommy yang sangat senang.
"Tentu aku menyukainya," ucap daddy.